Di kamar, Zeya duduk di tepi ranjang, memainkan ujung selimut. “Ken, aku mau minta sesuatu.” “Minta apa.” “Aku pengin balik tinggal di apartemen kamu lagi,” gumam Zeya. “Awalnya kita ke rumah Kakek karena mau menyingkirkan Elina dan Tania. Sekarang mereka berdua sudah ditahan. Aku pengin suasana yang lebih kecil dan tenang.” “Kamu yakin nyaman di sana?” “Yakin. Aku lebih gampang tenang kalau ruangnya nggak terlalu besar. Dan… kamu ada di situ.” “Kalau begitu, malam ini juga kita bisa pindah. Aku atur barang penting dulu. Obat, vitamin, buku kontrol, baju harian.” “Kamu tuh rapi banget.” “Biar kamu nggak bingung. Di apartemen, aku pasang lagi catatan minum air, camilan, dan kode teh hangat.” “Kode kita nggak boleh hilang.” “Ayo turun, kita bilang ke Kakek. Singkat saja.” Mereka tu