Seminggu kemudian Lira menatap lurus ke luar jendela. Matanya kosong seperti langit kelabu yang menggantung di atas kota. Udara sore menyelinap masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka dan membawa aroma hujan yang baru saja reda. Namun, hawa sejuk itu tak mampu menenangkan luka yang bersarang di d4d4nya. Ia tidak ingin ada di sini, di Apartemen Aksa. Tempat yang dulunya terasa seperti penjara, kini tak jauh berbeda. Apartemen ini hanya menjadi ruang hampa tanpa makna. Lira menghela napas dalam, meremas selimut tipis yang menutupi kakinya. Ia sudah berdebat panjang dengan Shanum di rumah sakit. Ia menolak pulang ke tempat ini, menolak untuk kembali ke dalam lingkaran hidup Aksa yang penuh dengan kebohongan dan manipulasi. Namun, Shanum berhasil membujuknya. "Setidaknya sampai ka