Lira sedang menikmati teh paginya ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ishana 08.10 Lira, bisakah kamu menemaniku ke kantor hari ini? Kalau kamu bersedia, aku akan menjemputmu satu jam lagi. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Lira menatap layar, alisnya sedikit berkerut. Permintaan ini terasa mendadak. Ia melirik jam di dinding ruang makan, masih cukup waktu untuk bersiap. Meski ragu, ia tahu tidak bisa menolak. Ishana adalah atasannya. Lira 08.11 Baik, Ma. Saya siap. Sejam kemudian, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan apartemennya. Lira melangkah keluar dengan pakaian yang sudah ia pilih dengan hati-hati, blus putih polos yang rapi, dipadukan dengan celana kain krem yang memberikan kesan profesional tanpa berlebihan. Begitu tiba di kantor pusat perusahaan keluarga