Baju Ganti

1056 Kata
Setelah berkumpul di ruang tengah, Ara dan Kenzo memilih untuk kembali ke kamarnya. Sebenarnya tadi Ara keluar karena ingin memberitahu hasil test packnya yang negatif, eh tau-taunya suaminya ikut menyusul. Ara tidur di atas ranjang dengan lengan Kenzo yang jadi bantalan tidurnya. Kenzo sedari tadi terus menatap ke arah istrinya yang sibuk dengan ponselnya itu. Jika dipikir-pikir lagi, berarti selama ini istrinya sudah berjuang untuk mengikuti gaya hidupnya. Ara yang merasakan tatapan suaminya pun memilih meletakkan ponselnya dan membalas menatap ke arah suaminya. "Ada apa?" Tanya Ara pelan. Kenzo menggelengkan kepalanya pelan dan menggerakkan tangannya untuk memeluk pinggang istrinya. "Kamu selalu manja sama papa kamu ya?" Tanya Kenzo pelan. "Enggak juga, sesekali aja kalau aku kangen sama mereka." Jawab Ara yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Kenzo. "Tunggu sebentar lagi ya, aku pasti bisa beliin rumah buat kamu." Kata Kenzo dengan suara pelan. "Iya, nggak perlu buru-buru juga kok, yang pasti kamu punya niat beli rumah aja." Jawab Ara dengan tersenyum tipis. "Ken, kamu mandi dulu deh." Kata Ara saat mencium bau badan suaminya yang asem. Kenzo pun mencium bau badannya sendiri tanpa malu. "Asem kan?" Tanya Ara sedikit memundurkan tubuhnya karena bau badan suaminya. "Aku lupa kalau kamu lagi sensitif. Harusnya tadi setelah merasa enakan aku mandi." Jawab Kenzo seraya tersenyum tipis. Ara bergerak mendekati suaminya dan mencium pipinya cepat. "Handuknya ada di almari, kalau mau berendam juga ada air hangat." Kata Ara memberitahu suaminya. "Ini jam berapa mau berendam air hangat. Aku mandi air dingin aja. Kamu tidur kalau capek." Jawab Kenzo yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Ara. Setelah melihat suaminya masuk ke dalam kamar mandi, Ara pun keluar kamar untuk meminjam baju papanya, mungkin saja baju papanya ada yang masih baru. Ara mencari keberadaan mamanya dan sedikit kesal karena melihat adiknya yang tengah berbincang dengan mamanya itu. Tadi Ara memang sempat menanyakan keberadaan Ilham, tapi mamanya memberi jawaban kalau Ilham lagi mencari kerjaan tambahan di sekitar. Adiknya itu juga menolak untuk bekerja di restoran keluarganya. "Mama, ada pakaian baru buat ganti Kenzo nggak?" Tanya Ara yang langsung saja membuat Ilham dan Citra menoleh. Ilham menatap ke arah kakaknya dengan sedikit terkejut, pasalnya Ilham benar-benar tidak tahu kalau kakaknya datang. "Aku punya di kamar, mau?" Balas Ilham seraya menunjuk ke arah kamarnya. Sebenarnya hubungan Ara dan Ilham menjadi sedikit canggung saat Ilham memilih untuk meneruskan studinya di luar negeri. Alasan Ilham pergi dan mengambil beasiswa itu karena Ilham mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung dari mama papanya. Reaksi yang Ilham berikan sama padanya, hanya saja adiknya itu lebih bekerja keras dan menghidupi dirinya sendiri. Berbeda dengan dirinya yang masih bergantung pada orang tuanya. "Kamu ambilkan dulu, nanti bicara lagi sama mama." Kata Citra pada putranya. Ilham pun mengangguk dan pergi ke arah kamarnya untuk mengambilkan baju ganti untuk kakak iparnya. Citra berjalan menghampiri putrinya dan mengelus lengan putrinya pelan. "Kalau Kenzo masih mual-mual, kamu periksa ke dokter ya. Mama masih sangat percaya kalau kamu hamil. Mungkin saja kan hasil test packnya kurang akurat." Kata Citra pada putrinya. "Ara di sini sampai lusa kayaknya ma, mama sama papa Kenzo nggak ada di rumah. Daripada beli makan di luar mending makan masakan mama." Jawab Ara memberitahu mamanya. "Syukurlah, mama pikir kamu akan pulang nanti. Mama seneng kalau kamu mau menginap di sini." Balas Citra yang langsung saja memeluk putrinya dengan erat. Citra tahu, sebesar dan sedewasa apapun putra putrinya, dirinya tidak pernah sedikitpun berpikir untuk melepaskannya begitu saja. Citra terus mengkhawatirkan keduanya dalam diam. Ilham kembali dan membawa kaos dan juga celana pendek pada kakaknya. Ara pun menerimanya dengan senang hati, hanya saja .... "Apa tidak ada celana dalamnya? Tidak mungkin dia pakai punya dia yang kemarin lagi." Tanya Ara tanpa malu sedikitpun. Ilham yang mendengarnya pun ingin sekali memukul kepala kakaknya itu, hanya saja Ilham tidak bisa melakukannya karena ada mamanya yang sangat menyayangi kedua putra putrinya. "Tunggu sebentar ya kakak." Jawab Ilham dengan nada malasnya. Ara yang mendengarnya pun langsung tertawa, begitupun dengan Citra yang hanya menggelengkan kepalanya. Setelah selesai mendapatkan baju ganti untuk suaminya, Ara pun kembali ke kamar dan melihat suaminya baru saja keluar kamar. "Ken, coba kamu pakai baju Ilham. Kalau nggak cukup aku ambilkan punya papa." Kata Ara pada suaminya. "Aku baru aja mikir mau ganti pakai baju apa." Jawab Kenzo yang langsung saja membuat Ara tertawa mendengarnya. "Lain kali biar aku minta Ilham buat beliin baju untuk jaga-jaga kalau kita menginap di sini." Kata Ara seraya menghampiri suaminya. "Mau ganti di sini atau kamar mandi?" Tanya Ara seraya membuka bungkus plastik yang masih ada di pakaian yang dibawanya itu. "Di sini aja, kamu juga udah lihat semuanya." Jawab Kenzo yang langsung saja membuat Ara menganggukkan kepalanya cepat. Kenzo melihat ke arah merk baju yang baru saja dicopot oleh istrinya. Melihat merk-nya tentu saja Kenzo tahu kalau harga baju itu lumayan mahal. "Bajunya masih baru?" Tanya Kenzo pelan. "Iya, biasanya mama kalau belanja emang suka beli beberapa baju sekalian buat ganti. Jadi memang nggak belanja setiap hari gitu. Terkadang berapa bulan sekali kalau mama pengen keluar aja." Jawab Ara dengan cepat. Kenzo pun mengangguk pelan dan menerima celana dalam dan juga celana pendek yang diberikan oleh istrinya. Melihat ukurannya yang sama dengannya tentu saja Kenzo menebak jika celana itu pas saat dipakai, dan memang benar-benar pas saat dipakainya. Ara menunggu suaminya mengganti celananya dengan membawakan bajunya. "Lain kali sebelum tidur pakai pakaian dulu, kalau masuk angin lagi aku khawatir." Kata Ara mengingatkan suaminya. "Aku lupa semalam, setelah membantu kamu pakai kimono langsung tidur gitu aja. Soalnya juga udah ngantuk." Jawab Kenzo dengan cepat. Ara memberikan bajunya pada suaminya dan berjalan ke arah tempat sampah untuk membuang merk yang baru saja ia copot tadi. Ara melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang, ternyata sebentar lagi sudah waktunya untuk makan siang. "Kita di sini sampai lusa ya? Mama kamu juga nggak ada di rumah." Tanya Ara yang langsung saja membuat Kenzo menoleh. "Boleh aja, berarti lusa aku berangkat kerja dari sini dan sorenya kita baru pulang." Jawab Kenzo yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Ara. "Nanti aku minta tolong sama Ilham buat beli baju kamu. Jadi kamu nggak perlu khawatir masalah itu." Kata Ara lagi. Meskipun sedikit tidak enak hati, Kenzo pun pada akhirnya mengangguk. Bahkan masalah kecil seperti baju pun istrinya memikirkannya dengan sangat baik. Beruntunglah dirinya sudah mendapatkan pasangan yang cantik, seksi dan juga baik. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN