Kenzo vs Ara

1050 Kata
Setelah menyelesaikan sarapan buburnya, Kenzo pun membawa mangkoknya ke dapur. Di rumah ini sebenarnya banyak pelayan dan juga penjaga, hanya saja mertuanya lebih suka melakukan semua hal sendiri tanpa merepotkan orang lain. Ara sendiri dari kamar mandi, tadi waktu suaminya sarapan, mamanya memintanya untuk ke kamar mandi. Namun lagi-lagi hasil yang tertera di test pack hanya garis satu, karena sedikit kecewa dengan hasilnya Ara pun memilih untuk berendam lebih lama di dalam kamar mandinya. Lagi pula jika di pikir-pikir, Ara benar-benar nyaman berada di rumah orang tuanya daripada di rumah keluarga Kenzo. Meskipun Ara tetep berada di dalam kamar dan tidak melakukan apapun, tetap saja ada yang mengganjal di hatinya. Ara juga tahu betul jika kedua mertuanya sangat baik, tapi tetap saja ada hal yang membuatnya tak enak hati. Suara pintu yang terbuka membuat Ara menoleh, menatap ke arah suaminya yang masuk ke dalam kamar dengan keadaan yang lebih baik. "Kamu mending istirahat saja." Kata Ara pada suaminya. "Aku juga berniat untuk tidur," jawab Kenzo yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Ara. Ara kembali menatap ke arah almarinya dan mengambil pakaian miliknya yang paling nyaman. "Aku tidak memperhatikannya sebelumnya, tapi kamar kamu benar-benar sangat mewah." Kata Kenzo membuka suaranya, matanya bergerak menelusuri semua hal yang ada di dalam kamar istrinya itu. "Mama sama papa yang memilih designnya. Waktu aku milih tinggal di luar negeri, mereka juga tidak berniat untuk menata ulang. Belum lagi dulu almarhum kakek buyut suka sekali memanjakan aku." Jawab Ara dengan suara pelan. "Kamu benar-benar jadi seorang putri ya," gumam Kenzo lagi. "Di kamar samping itu tempat semua barang-barangku, ada berbagai macam baju, tas, jam tangan, dan masih banyak lagi. Di sini hanya sedikit." Jawab Ara dengan tersenyum malu. Ara ingat betul bagaimana dirinya yang suka membuat kedua orang tuanya repot dengan barang-barang yang ia inginkan itu. Untung saja ada kakek buyutnya yang selalu membantunya dalam meminta izin dan juga memberikan dirinya uang. Kenzo yang mendengarnya pun semakin terdiam, keluarganya memang royal tapi mamanya tidak pernah seboros itu. Mungkin saja mama mertuanya wanita yang suka berbelanja, jadinya istrinya seperti itu. "Aku akan keluar, kamu tidur saja. Nanti waktu makan siang aku bangunin." Kata Ara pada akhirnya. Kenzo pun hanya mengangguk dan menatap kepergian istrinya yang hanya memakai pakaian simple namun memiliki merk yang cukup terkenal. Kenzo memejamkan matanya, kepalanya tiba-tiba saja terasa pusing karena malu pada istrinya. Dirinya benar-benar sangat menyesal karena suka menghamburkan uang dulu, dan sekarang dirinya mengharapkan istrinya tetap tinggal meskipun dirinya tahu bagaimana kehidupan istrinya di dalam rumah keluarganya. Setelah cukup lama memikirkan, Kenzo pun akhirnya memilih bangun dari tidurnya, matanya menatap ke arah nakas yang ada di samping ranjang istrinya. Selama tinggal dengannya istrinya hanya menggunakan cincin pernikahannya dan juga kalung pemberiannya, selebihnya istrinya menyimpannya di laci meja rias. Entah kenapa tiba-tiba Kenzo penasaran dengan seberapa mewahnya barang-barang yang dimiliki oleh istrinya itu. Kenzo turun dari ranjang dan berjalan ke arah meja rias istrinya, Kenzo duduk di kursi yang ada di depan meja rias, tangannya bergerak membuka satu persatu laci meja rias milik istrinya. Saat membuka meja rias sebelah kanan, Kenzo terdiam. Matanya melotot lebar, bahkan tubuhnya terasa sedikit lemas. "Pantas saja dia meremehkan ku," gumamnya pelan. Bagaimana tidak? Di dalam laci itu Kenzo melihat berbagai perhiasan dan juga berlian yang sangat cantik dan berkilau. Tabungan istrinya saja sebanyak ini, tentu saja istrinya meremehkan dirinya yang bahkan tidak mampu membelikan rumah kecil untuk keluarga kecilnya. Saat tangan Kenzo bergerak menyentuh perhiasan-perhiasan itu, Kenzo jadi berpikir, wanita yang sebelumnya begitu dimanja oleh keluarganya, kenapa bisa terjebak dengan orang sepertinya? Kenzo bahkan juga kesal saat mengingat bagaimana istrinya yang memerankan dirinya dengan baik di keluarganya. Setelah selesai memeriksa laci istrinya secara keseluruhan seperti seorang maling, Kenzo pun tidak punya pikir untuk tidur lagi. Dirinya perlu keluar dan mencari udara segar. Kenzo beranjak dan berjalan keluar kamar untuk mencari keberadaan istrinya. Semua tempat ia datangi untuk mencari keberadaan istrinya, hingga akhirnya Kenzo menemukan keberadaan istrinya yang saat ini ada di ruang tengah bersama mama papanya. Terlihat sekali jika istrinya mendapatkan kasih sayang lebih dari keluarganya. "Apa kamu tidak nyaman di sana?" Tanya Anand yang langsung saja membuat Kenzo sadar dan menatap lurus ke depan. Matanya dan mata mertua laki-lakinya itu bertemu, entah kenapa Kenzo menjadi takut. Istrinya yang tengah tiduran di pangkuan papanya pun hanya tersenyum saat mendengarkan pertanyaan dari papanya. "Awalnya iya, hampir setiap hari Ara merengek pada Kenzo yang sudah tidur untuk tinggal di rumah ini saja. Tapi saat ini Ara sudah mulai terbiasa, mama dan papa Kenzo juga sangat baik pada Ara. Mereka tidak marah meskipun Ara dari bangun tidur sampai tidur lagi hanya diam di dalam kamar dan tidak membantu apa-apa. Di sana hanya ada satu pembantu rumah tangga, mama Kenzo sama kayak mama yang suka melakukan apa-apa sendiri." Jawab Ara dengan panjang lebar. Kenzo terdiam, ternyata istrinya pernah mengeluh seperti itu padanya saat awal-awal pernikahan. Bodohnya dirinya yang bahkan tidak mengetahui satupun dari cerita istrinya itu. "Tapi papa, apa aku salah jika meminta Kenzo untuk membeli rumah?" Tanya Ara tiba-tiba. Kenzo yang mendengarnya pun kembali terdiam dan mendengarkan dengan lebih teliti lagi. "Tidak, tapi kenapa tiba-tiba? Bukannya Kenzo anak tunggal?" Tanya Anand tiba-tiba dengan mata yang sesekali melirik ke arah menantunya yang hanya diam ditempatnya untuk mendengarkan. "Tidak, waktu Ara mencari sesuatu Ara melihat buku tabungan Kenzo. Kenzo tidak memiliki tabungan apapun, padahal Ara sendiri yang pemboros bisa menyimpan uang dengan baik. Kalau mau beli rumah pun kebeli." Jawab Ara dengan suara pelan. Kenzo tersenyum tipis, dirinya benar-benar malu pada istrinya. Istrinya bahkan sampai menguji dirinya seperti itu. "Kenzo, kenapa hanya diam di sana?" Suara Anand yang bertanya pada Kenzo secara tiba-tiba membuat Ara bangun dari tidurnya, Ara menatap kesal ke arah papanya dan menatap sedih ke arah suaminya. Melihat wajah suaminya yang makin jelek itu, Ara bisa menebak jika Kenzo mendengarkan keluhannya. "Ah, iya pa." Jawab Kenzo yang langsung saja bergabung dengan canggung. "Ken, aku nggak niat lancang buat buka-buka barang-barang kamu kok." Kata Ara dengan tiba-tiba. "Kamu kan istrinya, sudah sepantasnya seperti itu." Jawab Anand yang langsung saja mendapatkan pukulan dari Ara. "Benar kata papa, kamu tidak perlu merasa tidak enak. Lagipula salahku juga yang tidak bisa menyimpan uang dulu." Jawab Kenzo pada akhirnya. Suasana benar-benar canggung di dalam ruangan itu, semua orang hanya diam, begitupun dengan Ara yang hanya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah pada suaminya. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN