Midas sudah berangkat kerja sejak pagi buta, ya mentari bahkan belum mengeluarkan sinarnya, namun dia lebih dahulu menembus kepekatan pagi dengan udara yang dingin. Beruntung dia diberkahi rejeki yang banyak sehingga bisa duduk nyaman di dalam mobil yang hangat. Tak terbayang dengan mereka yang mengais rejeki sama sepertinya di pagi hari yang dingin ini. Bahkan semilir angin yang membelai wajahnya saat keluar dari pintu rumah tadi membuatnya bergidik. Bukan inginnya berangkat lebih pagi, namun sebagai seorang dokter dia dituntut untuk selalu siaga dan mengupayakan yang terbaik untuk pasiennya. Termasuk memangkas jam tidurnya saat ada pasien yang membutuhkan bantuannya. Laras kembali masuk ke dalam setelah mengantar Midas berangkat kerja, dia pun langsung menuju dapur untuk memasak nasi.