Suara alarm ponsel membangunkanku pukul setengah lima pagi. Mata masih berat, tapi aku langsung ingat dengan rencana yang sudah kupikirkan semalam. Aku harus minta maaf pada Mahendra dan memberikan penjelasan yang lebih baik tentang perasaanku. Dengan mata yang masih mengantuk, aku meraih ponsel dan membuka aplikasi pesan. Hatiku sedikit kecewa melihat pesan yang semalam ku kirim pada Mahendra hanya dibaca tanpa dibalas. Centang biru sudah muncul sejak jam 11 malam, tapi tidak ada balasan sama sekali. "Mahen pasti masih marah," gumamku sambil menghela napas panjang. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur. Rencana Bu Renata harus segera dieksekusi. Aku akan memasak makanan kesukaan Mahendra, kemudian mengajaknya sarapan bersama sambil meminta maaf dengan sikap yang lebih

