Nyeri di Ulu Hati

980 Kata

Saat jam makan siang tiba, aku memutuskan untuk pergi ke kantor Mahendra. Sejak pagi pikiranku tak lepas dari bekal sarapan yang kubuat untuknya. Apakah dia sudah memakannya? Apakah dia sadar kalau aku menyiapkannya dengan penuh perhatian? Dengan sedikit gugup aku memasuki lobby kantor Elara Group. Mataku mencari-cari sosok Mahendra, berharap bisa bertemu dengannya. Namun yang muncul justru Galang, yang baru keluar dari lift bersama beberapa rekan kerja. “Ayla!” serunya ramah sambil melambaikan tangan. Aku tersenyum tipis. “Hai, Galang. Mau kemana?” “Mau makan siang. Eh, kamu cari Bos ya?” tanyanya sambil melirik jam tangannya. Aku mengangguk malu. “Bos ada di kantor. Kayaknya lagi makan siang di ruangannya. Dia bilang mau makan bekal spesial yang dikirim seseorang pagi tadi,” ucap G

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN