Perkara Handuk!

1298 Kata

"Belum boleh cium-cium dong, Ma," jawabku dengan wajah memerah. "Siapa bilang gak boleh? Boleh kok, boleh—" Lah gimana sih? Kok malah Bu Renata jadi menggebu-gebu gini. Aku harus kabur sebelum pertanyaan Bu Renata menjadi-jadi. Ternyata benar kata Mahen— jika Mamanya senang membuat gebrakan baru yang tak terduga. "Em, Ma— saya pengen pipis," ujarku lirih. Aku tidak mengada-ngada ya. Ini beneran kebelet pipis. "Mama antar ke kamar mandi ya," tawar Bu Renata sambil beranjak dari sofa. "Eh, tidak usah, Ma. Saya bisa sendiri kok," tolakku dengan sopan, sambil beranjak dari sofa. Bu Renata mengangguk paham, tapi matanya berbinar-binar seperti ada ide baru. "Oh ya, kalau begitu sekalian mandi saja. Bersiap-siap ya, nanti dinner di luar." "Dinner di luar?" Aku kaget. Aku kira ide dinner

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN