“Ma— pelan-pelan. Saya takut!” Mobil Bu Renata melaju kencang. Jalan menuju rumah Wirasatya memang sepi, tapi rasanya tak perlu ngebut seperti pembalap. Aku sampai berkeringat dingin, padahal AC menyala maksimal. Tapi semua itu berubah sejak Bu Renata melihat kejadian yang membuatnya marah besar. "Mama kesal, Nak. Anak muda itu nyerempet penjual sapu lalu kabur!” Beberapa menit lalu, kami melihat mobil sport mewah dengan dua gadis muda menabrak seorang kakek penjual sapu. Bukannya berhenti, mereka malah tertawa dan kabur. Bu Renata langsung mengejar mereka tanpa pikir panjang. Aku hanya bisa pasrah dan berdoa. “Ma, itu mobilnya!” teriakku sambil menunjuk. Mobil sport merah itu masuk ke komplek elite tempat keluarga Wirasatya tinggal. Kami terdiam saat melihat mobil itu parkir di hal

