Rumah bagi Genta itu adalah panti asuhan. Tempat dia melewati masa kecilnya, setelah kepergian mamanya. Saksi bisu bagaimana dia pernah hancur saat kehilangan dunia kecil dan kebahagiaan, yang terenggut paksa oleh kejamnya takdir. Satu-satunya hal yang membuatnya bertahan, adalah keberadaan makam mamanya yang tak begitu jauh dari sana. Dulu ketika masih belum bisa menerima kepergian mamanya, Genta setiap hari menghabiskan banyak waktu di samping makam mamanya. Meratap dan menangis, karena kehilangan arah juga pegangan. Darah Rhea berdesir ketika menginjakkan kaki di tempat itu. Melihat banyak anak kecil yang bernasib malang, harus menjalani hidup tanpa orang tua juga keluarga. Siapa sangka Genta juga pernah jadi salah satunya. Bukan tidak punya keluarga, tapi karena terbuang dari mereka.