Bela menutup mulutnya dengan kedua tangan bergetar meski dokter belum selesai bicara, mengatakan kondisi suaminya. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak. “Suami anda–” “Bagaimana keadaannya?” Tiba-tiba suara lain menyela membuat perhatian Bela maupun Jovinda juga dokter mengarah pada pemilik suara itu. Ethan menghentikan langkahnya menunggu dokter bicara. Namun, sebelum itu terjadi, tiba-tiba saja sang ibu mendekat dan melayangkan tamparan keras di pipi. Saking kerasnya, suaranya terdengar menggema di lorong itu. “Dasar anak durhaka!” teriak Bela. Ia lalu kembali melayangkan tamparan ke pipi sebelah Ethan. “apa kau sengaja ingin membunuh ayahmu?! Kau sengaja ingin membuat ayahmu mati?! Kenapa, Eth! Kenapa!” teriakan Bela berubah menjadi lirih di akhir kalimatnya. Ia masih tak percaya

