Pukul sepuluh pagi, usai setor wajah ke markas besar polisi, Jen bertolak ke tempat yang ditunjukkan oleh titik koordinat itu. Butuh waktu hampir satu jam dengan berkendara motor untuk sampai ke titik itu. Melewati perbatasan ibukota, memasuki wilayah provinsi yang berhimpitan dengan ibukota. Jen memarkir motornya tak jauh dari titik koordinat itu. Wanita itu melepas helmnya pelan. Menatap penuh keraguan pagar besi setinggi dua setengah meter di hadapannya. “Kayaknya rumah orang berada, nih.” Gumamnya kemudian. Ia menggigit bibir. Otaknya terus berputar, mencari alasan yang tepat agar diizinkan masuk. Karena biasanya, lebih sulit melewati pertahanan pintu depan rumah orang-orang berduit. “Sudah sampai sini, masa nggak jadi, sih.” Jen merutuk dirinya sendiri yang tiba-tiba ragu dan ingin