“La-lalu, Om Danu?” Jen sudah kembali duduk di kursinya. “Dia meninggal di tempat, Nak.” Bu Haribawa terlihat sangat sedih. Jen tertegun. Ia tak bisa membayangkan betapa terkejut dan sedihnya Bu Haribawa saat kejadian itu. Apalagi dalam kondisi tidak ada suami di sampingnya. “Saat itu, Ibu ada di satu rumah dengan Om Danu?” Tanya Jen setelah berhasil menguasai keterkejutannya. “Untungnya, tidak. Sebelum kejadian itu, aku menelepon Bapak.” Bu Haribawa menoleh ke arah sang suami. “Aku minta izin untuk memasukkan Danu ke rumah. Bapak mengizinkan, dengan syarat aku tidak tinggal seatap dengannya. Tentu saja itu syarat yang masuk akal. Mengingat Danu adalah seorang laki-laki yang sudah beristri dan aku adalah perempuan yang juga sudah bersuami. Kamu mengerti maksudku, Nak?” Jen mengangguk-