Hans menghela nafas pelan. “Dengan dia membuat teror beruntun seperti ini saja, itu sudah membuat fokus kita terpecah, Jen.” Ia menoleh, menatap Jen lamat-lamat. “Coba pikirkan, sudah berapa kali kita dibuat tidak fokus? Setiap kali kita merasa menemukan titik terang, kita diserang lagi dengan petunjuk, bukti, atau bahkan kasus baru.” Jen balas menatap kedua mata Hans. Kemudian mengangguk. “Benar juga.” “Siapapun pelakunya, dia sudah merencanakan setiap tindakannya dengan matang dan sempurna.” Pungkas Hans. Ting. Pintu lift terbuka. Mereka keluar bersamaan. Tanpa banyak bicara segera menuju meja resepsionis. Bertanya soal ruang CCTV setelah menunjukkan tanda pengenal. Resepsionis yang murah senyum itu mengangguk, meminta bantuan satpam untuk mengantar dua tamu perusahaan itu. Pak satpa