08 - Afraid

1576 Kata
Di belakang sekolah, Kris beserta kawan-kawannya sudah berkumpul untuk merencanakan bagaimana menyusun strategi agar memenangkan tawuran. Tawuran tidak sekedar berkumpul dan bentrok, mereka harus merencanakan dengan matang agar bisa menang. Entah membicarakan senjata apa yang akan dibawa, berapa yang ikut dalam tawuran, tempatnya aman tidak dari jangkauan polisi. Hal itu perlu dipikirkan matang-matang.  "Gue denger anggota mereka bakal lebih banyak dari kita?" Tanya Kris, ia terkesan begitu santai. Terbukti dari gelagatnya yang memasukkan tangan ke dalam saku dan bersadar pada tembok di belakangnya. "Iya, 40:60" balas Ciko. "Apa menurut kalian Thalia bakal tetep gak tahu gue masih ikut tawuran?" Tanya Kris lagi, kini wajahnya berubah menjadi gusar. Seketika ia merasa ragu. Melihat wajah Kris yang terlihat bimbang, Danuar sedikit panik. Takut Kris mewurungkan niatnya untuk bergabung dalam tawuran. Danuar tahu betul, Thalia adalah setir Kris. Buru-buru ia menghampiri Kris. "Boss, gue punya informasi. Cewe boss kemarin bareng sama Antonio." Ucap Danuar yang memberitahukan foto yang menampilkan Antonio berjalan di samping Thalia dengan plastik belanjaan yang digenggamnya. Mata Kris menatap tajam foto tersebut. Ia berusaha meneliti apakah foto tersebut asli atau hanya editan semata. Namun dilihat dari sisi manapun, foto tersebut memang asli. Dan kemarin, Kris tahu jika Thalia ke supermarket untuk belanja.  Seketika amarah Kris meluap, ia sangat benci. Ia tidak suka melihat Thalia bersama pria lain selain dirinya. Apalagi pria itu adalah musuhnya, ditambah Thalia tidak mengatakan apa-apa padanya. Kris yakin kejadiannya kemarin, tapi sampai sekarang Thalia tak memberitahunya.  "b*****t! Gue bunuh tuh orang!" Teriak Kris. Ciko yang melihat amarah Kris sontak mendekat dan melempar handphone Danuar. Ia tidak habis pikir kenapa Danuar memberitahukan foto tersebut sebelum tawuran? Itu akan membuat amarah Kris tidak terkendali. "Sabar dulu Kris, inget kalo tangan lo jangan sampe bunuh orang lagi. Biar kata lo banyak duit buat ngurusin itu semua, lo juga harus inget keluarga mereka, terutama Thalia." Mendengar kata terakhir yang Ciko ucapkan membuat amarah Kris mereda. Sudah dikatakan bukan? Thalia adalah support system Kris Alifiandara. "Gue gak jamin, kalian susun rencana dan gue mau minta penjelasan tentang foto itu ke cewek gue." Balas Kris.  Setelah mengucapkan itu, Kris meninggalkan tempat itu. Ia harus meminta penjelasan kepada Thalia mengenai semuanya. Jika tidak, bisa dipastikan Kris tidak akan tidur dengan tenang malam ini.  Ciko menyiratkan wajah tak sukanya kepada Danuar. Dengan sekali hentakan, dihempaskan tubuh Danuar ke dinding, menimbulkan bunyi benturan cukup keras. Danuar meringis.akibat perlakuan yang dilakukan ciko padanya. "Anjing! Lo kenapa bisa ngelakuin hal itu? Lo udah tahu Kris paling sensitif kalo udah nyangkut Thalia! Kenapa lo malah nunjukin foto sebelum tawuran b*****t! Lo mau Kris bunuh orang lagi hah!" Teriak ciko. Ciko, pria berwajah arab tersebut marah besar kepada Danuar. Dulu memang ia tidak suka pada Kris karena sudah berani menggeser posisinya sebagai ketua geng. Tapi setelah melihat kemampuan Kris menjadi ketua, kini ia bisa menerimanya. Memang Kris layak menjadi pemimpin meski pria itu adalah adik kelas satu tingkatnya. Dan Ciko tidak suka dengan cara Danuar yang seperti memanfaatkan keadaan. "Itu semua demi sekolah kita! Lo emang beda sama Kris! Pantes lo digeser sama adik kelas lo sendiri! Kris lebih berani dari pada lo!" Ucap danuar masih dengan mimik wajah santai. "Lo mau gue ngabisin lo di sini? Ngomong njing! Lo bilang demi sekolah kita? Dan lo gak mikir Kris hah! Kalo sampai Thalia tahu dan Kris juga bunuh orang lagi gimana nasib dia!" Danuar memberikan senyum miringnya, agak terganggu dengan apa yang diucapkan Ciko, mantan ketua gengnya dulu. "Bukannya lo dulu benci sama dia karna udah berani ambil posisi lo! Kenapa sekarang lo jadi belain dia?" Ucapan Danuar membuat Ciko terdiam. Ciko melonggarkan cengkraman tangannya pada kerah seragam Danuar yang sudah kusut. "Karna gue sadar! Sekolah kita jadi sekolah terkuat karena adanya Kris! Paling enggak gue gak licik kayak lo b*****t!" Ciko langsung menjotoskan tinjunya pada wajah Danuar. sontak yang lain langsung melerai Ciko dan Danuar.  ____________ Thalia berada di atap sekolahnya, sedang memotret pemandangan dari sana. Untuk tugasnya bersama Kris. Ia sengaja tidak berkelompok dengan Angel karena Thalia tidak mau melihat Kris selalu sendirian dalam tugas kelompok. Toh juga selalu Thalia yang membantunya. Drrttt Thalia melihat ponselnya, ada pesan masuk. Tertera tiga emoticon love dan juga nama Angel di sana. Thalia segera membuka pesan dari Kris terlebih dahulu. From : ♡♡♡ Di mana? Thalia mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan pesan kris. Satu kata itu membuat Thalia berpikir. Bagaimana Kris mengiriminya pesan sesingkat itu? Biasanya pria itu menuliskan embel-embel sayang atau emoticon love. Tapi kali ini tidak. Thalia hendak menuliskan pesan balasan, tapi belum sempat ia mengirimnya, Thalia melihat Kris dengan napas yang tidak teratur menuju ke arahnya. Tatapan Kris berbeda, begitu tajam membuat senyum Thalia perlahan memudar. Ia jelas melihat Kris sangat marah. Tapi kenapa? Tanyanya dalam hati. Sesampainya Kris di hadapan Thalia, ia langsung menarik tangan Thalia kasar. Sudah terjawab pertanyaan Thalia, Kris sedang marah padanya. "Kris, sakit." Ringis Thalia saat Kris menariknya paksa. Pria itu membawa Thalia pada sebuah tempat, gudang tempat bangku tua yang berada di atap tersebut.  Sesampainya di dalam gudang, Kris menghempaskan tubuh Thalia dan menguncinya di tembok. Thalia takut gelap, dan di gudang tersebut sangat gelap karena minimnya ventilasi udara, membuat ruangan itu juga pengap. Ditambah kini mata Kris menatap tajam matanya.  "Kamu kenapa selingkuh hah!?" Teriak Kris dengan meninjukan tangannya pada dinding tepat di samping kepala Thalia bersandar. Membuat Thalia terkejut sekaligus takut, jantungnya berdegup sangat kencang, tangannya sudah berpautan sangat erat dengan bahu yang bergetar. "A.. aku gak selingkuh." Balas Thalia lirih. Gadis itu menunduk karena tidak berani menatap mata tajam Kris. Pria itu menjadi singa saat marah. "Thalia tatap mata aku sekarang!" Bentak Kris lagi. Thalia menggeleng, gadis itu masih menunduk bahkan memejamkan matanya karena takut dengan tuduhan Kris bahwa dirinya selingkuh. "A..aku gak selingkuh, ke.. kenapa kamu nuduh aku gitu?" Suara Thalia nyaris tidak terdengar. Baru kali ini Kris marah padanya dan mengkasarinya seperti itu. Thalia takut? Jelas saja, bagaimana gadis itu tidak takut dengan Kris yang mengamuk seperti singa hamil. "Kamu udah bosen sama aku? Udah bosen nurutin permintaan aku buat jangan ninggalin aku hah! Bilang sekarang! Tatap mata aku Thalia!" Lontar kris masih dengan bentakannya. Perlahan Thalia menatap Kris, mata Thalia sudah basah karena air mata. Tuduhan dan sikap Kris padanya sekarang begitu asing. Gadis itu berusaha mengeluarkan suara meski terasa berat, napasnya yang tidak teratur menahan senggukan tangisnya. "A..aku gak selingkuh, aku sayang kamu. Aku gak bosen sama kamu, aku juga gak mau ninggalin kamu. Bahkan buat tertarik sama laki-laki lain gaada dipikiran aku. Semuanya, hati aku, pikiranku penuh sama kamu. Kenapa kamu gak percaya?" Setelah mengatakan hal itu, Thalia terisak seraya menutup wajahnya. Catat, untuk pertama kalinya setelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Thalia, pria itu sudah membuatnya menangis karenanya. Murni karenanya, bukan karena Thalia tidak tega saat melihat Kris terluka atau lain sebagainya. Emosi Kris mulai terkendali setelah mendengar penjelasan Thalia. Rasa bersalah kini menjalar di hatinya. Kenapa tidak terpikir olehnya? Antonio adalah musuh Kris, sudah pasti ini adalah sebuah pancingan? Kris melonggarkan kuncian pada tubuh Thalia yang terhimpit. Pria itu langsung memeluk erat tubuh Thalia. Tangannya mengelus punggung kekasihnya lembut. Berusaha menenangkan meski Thalia menangis karena ulah Kris. "Sayang maafin aku." ucap Kris lembut, pria itu menenggelamkan wajahnya pada leher Thalia. "Aku udah kasarin kamu, Thalia maaf, aku emosi, aku takut kamu ninggalin aku. Aku sayang kamu. Maaf aku gak bisa ngomong baik-baik sama kamu. Sayang maaf." Ujar Kris dengan menangkup wajah Thalia dengan kedua tangannya, pria itu mengusap lembut air mata gadisnya. "Kamu boleh nampar aku, boleh mukul aku. Iya aku salah, aku minta maaf." tambah Kris karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Thalia. "Kita keluar dari sini, aku takut sama gelap. Dan aku mau minta penjelasan kamu kenapa nuduh aku yang enggak-enggak." Balas Thalia yang akhirnya bersuara meski terdengar pelan. Mereka keluar dari dalam gudang. Thalia dan Kris saling berhadapan. Thalia tidak berhenti membaca mimik wajah Kris. Mencari apa yang salah dari ekpresi pacarnya itu. Namun, sekeras apapun Thalia mencoba membaca Kris, ia tetap tidak mengerti.  "Thalia maaf, aku bikin kamu takut." ucap Kris memulai pembicaraan. "Kamu kalo marah nakutin, terus juga ngapain narik aku ke dalam gudang gelap itu? udah tahu aku takut gelap. Jahat banget sih kalo lagi marah? Terus ini tangan kenapa pake ditonjokin di tembok? Udah tahu tembok itu keras. Lihat tuh tangan kamu jadi memar kayak gitu." oceh Thalia meluapkan kekesalannya. Tangan gadis itu menggenggam lembut tangan Kris yang memar. "Kamu khawatir sama aku?"  "Iya jelas aku khawatir, kamu juga nyebelin banget. Bentak aku nuduh aku selingkuh. Emang aku selingkuh sama siapa? Udah tahu setiap hari aku abisin waktu aku sama kamu, kerja kelompok aja dianter jemput kamu. Gaada waktu buat selingkuh Kris."  "Iya maaf aku emosi, Tha." "Kamu jelasin dulu kenapa kamu marah sampe segitunya sama aku"  Kris menghembuskan napasnya dalam. "Aku dapet foto kamu sama Antonio di supermarket."  "Kamu marah cuma gara-gara itu? Aku aja baru kemaren ketemu Antonio, dia gak sengaja nabrak aku terus ngenalin aku kalo aku itu pacar kamu. Dia bilang kalo dia temen kamu, yaudah aku diem aja pas dia bantuin aku bawain belanjaan. Emang siapa sih yang iseng fotoin dan buat kamu marah gini? Gak lucu kamu marah-marah nuduh aku selingkuh." Jelas Thalia menjelaskan kronologi aslinya. "Anton gak bilang apa apa lagi ke kamu?" Tanya Kris menyelidik. "Enggak, dia cuma bantuin aku dan bilang kalo dia temen kamu."  Kris menatap langit dengan tajam, apa maksud dari Antonio mengaku sebagai temannya? Dan bahkan berani mendekati Thalia. Pikirnya. "Kamu gak nyembunyiin sesuatu kan?" Pertanyaan Thalia langsung membuat Kris membeku. - To be continue -
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN