Usai meng-adzan’i bayi mungil itu, Radja kembali menghampiri Kai yang terkurai lemas didepan ruang rawat. Duduk dikursi dingin berdua. Mama dan Papa duduk agak jauh, sedangkan Jo pergi kerja. Radja menepuk paha Kai. “Sabar, Kai. Doakan Yana, semoga dia bisa cepat sehat. Aku yakin Yana itu akan kembali sadar. Dia wanita yang kuat.” Kai masih diam, menunduk dengan mata yang mengabur. Tak mampu membalas kata-kata Radja, tetap diam. ** Seminggu berlalu, bayi cantik yang berwajah mirip Radja itu tertidur pulas setelah menghabiskan setengah gelas s**u sambung. Ya, dia nggak dapat ASI dari bundanya, karna sang bunda belum juga sadar. Setiap hari Radja datang menjenguk bayi yang belum mempunyai nama itu. Bahagia, itu yang terpancar saat menatap darah dagingnya. Namun, akan berganti tangis saa