“Mbak Yana! Mbak!” Teriak Kai dari luar, karna samar mendengar teriakan Yana. Khawatir, itu yang sedang ia rasakan. “Mbak, kamu baik-baik aja kan?” “Hentikan mas!” Radja masih diposisi semula. “Aku benar-benar akan teriak jika kamu tak juga berhenti!” Ancamnya. Dengan sangat terpaksa, Radja menghentikan aktifitasnya. Merebahkan tubuh keranjang samping Yana dengan wajah yang sangat kacau. Miliknya sudah mengeras, meronta ingin segera dipuaskan. Yana segera merapikan bh dan baju yang terbuka. Lalu kembali mengikat rambut yang sudah sangat berantakan. Berjalan dengan tergesa menuju pintu. Yana segera keluar menggandeng tangan Kai. Mengajaknya turun kebawah dan masuk kekamar yang dulu menjadi kamarnya. Memeluk Kai sambil menangis. “Apa yang udah dilakuin kak Radja, mbak?” Membalas pelukan