34. Menampik yang Tak Terelakkan

2161 Kata

"Ma …." Ryota menghampiri Nilam yang tengah memasak di dapur kemudian memeluk tubuh ibunya dari belakang. Nilam menoleh ke belakang, sedikit menengadah agar dapat menatap wajah putranya yang tinggi menjulang, lalu tersenyum lembut. "Habis olahraga?" "Hm." Ryota mengangguk kecil. "Sarapan dulu yuk!" ajak Nilam penuh sayang. “Mama sudah selesai.” Ryota mengangguk patuh. Tanpa membantah ia langsung menuju meja makan, menyiapkan piring, lalu menunggu ibunya bergabung. "Hari ini kamu kembali?" tanya Nilam sambil menuangkan nasi ke piring Ryota. "Enggak, Ma." "Kamu kapan mau kembali ke Jakarta?" Nilam tidak bisa menyembunyikan nada cemas dalam pertanyaannya. Ryota tersenyum samar sambil bertanya geli. "Memangnya kenapa, Ma?" Nilam menggeleng kecil. "Cuma bertanya, Sayang." "Aku masih m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN