Pria itu berpenampilan parlente dengan jas dan celana kain khas pegawai kantoran. Setahu dirinya kalau pria ini adalah seorang CEO di perusahaan milik keluarganya. Syera sama sekali tidak menyangka kalau pria itu bisa berdiri di depan pintu rumahnya. Apa yang membawa pria itu datang menemuinya? Syera malah berpikir kalau dia tersesat. Kini, keduanya duduk di kursi teras, Syera tidak berniat sama sekali mempersilakan pria itu untuk duduk di sofa ruang tamunya. Menurutnya hal itu tidak perlu dia lakukan, lagi pula mereka tidak sepadan dan sedekat itu. “Kamu pasti terkejut dengan kedatangan saya ke sini,” kata pria itu membuka suara. Sejujurnya, Syera memang terkejut dengan kedatanganya. Seharusnya pria itu paham dan tidak perlu mengatakannya lagi atau memperjelas, karena hubungan mer

