Setibanya di pos berikutnya, Denzel dan Canes berdiri terdiam sejenak, mengamati sekeliling dengan mata berbinar sekeligus lelah. Gunung yang mereka daki, terlihat menjulang megah di belakang mereka, tertutup oleh kabut tipis yang berangsur-angsur memudar saat malam mendekat. Mereka telah melewati berbagai rintangan, mulai dari jalan terjal berbatu hingga jurang-jurang curam yang menantang nyali. Kini, mereka berdiri di ketinggian yang tak sembarang orang bisa capai, dan rasa puas perlahan membanjiri hati keduanya. “Luar biasa,” ujar Denzel, menghembuskan napas panjang yang terdengar berat. Canes, yang masih berusaha mengatur napasnya, tersenyum tipis. “Benar-benar pengalaman yang tidak bisa diukur dengan apapun, bukan? Perasaan ini ... Mendaki gunung setinggi ini dan akhirnya sam