Marcello menunduk. “Itu datang lagi?” Balqis mengangguk dengan sengsara. “lya.” Marcello tidak mengatakan apa-apa. Mematikan hair dryer, dan meletakkan di atas meja. Membuka celananya dengan cepat lalu menghampiri Balqis dan mencium bibirnya. Untuk kali ini, mereka melakukannya dengan sadar, meski dengan gairah yang nyaris sama besarnya. Jemari Marcello membuka handuk dengan cepat, meremas d**a, dan mengusap kemaluan Balqis. Gadis itu sudah dalam keadaan basah dan siap. Sepertinya, pengaruh obat itu berlangsung sudah cukup lama. Ia menarik bahu Balqis dan mendorongnya ke ranjang dalam posisi telungkup. Membuat Balqis berjongkok dia atas ranjang dengan kepala lebih rendah dari pinggul. Ia membuka celana dalam dan menghujam dengan keras. Balqis melenguh, merasakan kelegaan karena apa yan