“Kak dari mana tadi malam? Kenapa baru pulang?” Marcello yang baru tiba di penthouse-nya diberondong pertanyaan oleh adiknya. Ia mengenyakkan diri di sofa. “Temani tamu.” Justin mengernyit. “Temani ngapain? Bukannya kalian udah pisah saat malam? Tamunya sekarang lagi istirahat di hotel. Manajer yang ngomong.” “Yah, setelah temani mereka, aku mabuk lalu nginap di hotel.” “Sampai sekarang?” Marcello menatap jamnya, sudah jam sembilan malam ternyata. Ia sempat tertidur sebentar saat Balqis sudah pergi. “Iya, sampai sekarang.” Justin menggeleng. “Ckckck, kuat sekali tidurnya. Jangan-jangan ada yang temani.” Pandangan adiknya yang penuh kecurigaan membuat Marcello mendengkus kesal. Ia sudah tua, bisa mengurus perusahaan sendiri dan adiknya menginterogasinya hanya karena tidak muncul se