Bahran dengan tenang memandang Barra dan Rhe, “Kalian duduk..” Pertiwi menatap Rhe dengan rasa khawatir di matanya. Tapi, ia menghargai dan membiarkan Bahran Nuswantara bicara lebih dulu. “Tiwi, dengan hormat, saya mungkin akan bicara lebih dulu,” Bahran menatap Pertiwi. Pertiwi akhirnya mengangguk. “Barra, apa yang kamu pikirkan mengenai meninggalnya mamamu? Dan, Rhe, apa yang kamu juga pikirkan mengenai meninggalnya papamu?” Bahran menatap mereka bergantian. “Pap, aku dan Rhe memiliki bukti keterkaitan kasus yang ditangani mama dengan Jaksa Adhi. Semuanya melibatkan perusahaan bernama UFarma dan bicara soal tablet palsu dan ada kaitannya dengan kandungan Fentanyl dan Methamphetamine…” Barra menjelaskan. Rhe ikut bicara dan melihat ke arah mamanya, “Mama.. Papa selalu bi