“Barra, apa kamu serius?” Tanisha menatap Barra dengan memelas. Ia tak percaya apa yang ia dengar. “Nis, kamu perempuan baik. Akan ada seseorang untukmu di luar sana.. Tapi orang itu bukan aku,” Barra berkata tegas. Tanisha menunduk.. Ia terdiam.. Barra bingung dengan situasi itu dan mencoba untuk membuka mulutnya. “Maafkan aku, tapi kalau tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan, aku harus segera ke Trauma Center,” Barra mengusirnya dengan halus. Tanisha menarik nafas panjang, “Baiklah. Aku pergi.. Hanya saja, aku sedih Barra.. Aku menyesali semuanya. Aku menyesal, dulu telah menentukan pilihan yang salah..” “Nis, aku percaya soal jalan hidup sudah ada yang mengatur. Hidup memang soal pilihan. Tapi, apapun itu pilihanmu, jangan menyesalinya. Selalu ada hikmah dibalik itu semua.