“Setelah menikah, kamu mau tinggal dimana?” Barra membelai rambutnya dengan lembut. Rhe pun bersandar manja di bahu kekasihnya. Mereka duduk di sofa menikmati sunyinya malam. “Oh, kenapa kamu tanya? Apartemenku nyaman, jadi buat apa aku pindah tempat tinggal?” Rhe mengerutkan keningnya. Barra tertawa terpingkal-pingkal, “Bagaimana ini dengan isi kepalamu? Memang di pikiranmu, setelah kita menikah, kamu tinggal di apartemenmu, dan aku tinggal di apartemenku begitu?” “Oh, iya.. Barra! Kamu mengingatkanku! Setelah menikah kita akan hidup bersama! Serumah! Satu atap! Ah, aku kaget rasanya!” Rhe mengelus dadanya. “Aku tak percaya.” Barra kembali tergelak, “Kamu ya..! Aku speechless.. Pantas saja Inka sering marah-marah sama kamu. Masa kamu mau hidup masing-masing setelah menikah?"