“Na-Natalia kamu yakin dengan ucapan kamu? Ka-kamu jangan seperti ini!” ucap Dylandra yang masih mempertahankan tembok terakhirnya dan sekuat tenaga, menekan hasratnya yang makin tak besar dan mulai tak terkendali. “Sial! Apa-apaan ini? Aku tidak mau merusak wanita sebaik dia! Tuhan, jika dia sudah putus asa, sadarkan dia agar berhenti menggodaku!” gumam Dylandra, dia mengalihkan pandangannya, tubuhnya sudah terasa sangat panas dan keringat pun sudah mulai membasahi dahinya. “Natalia, cukup! Kamu jangan seperti ini! Sa-saya tidak bisa ....” belum selesai Dylandra bicara, Natalia mengecup bibirnya lagi. Membuat api hasratnya semakin besar dan tembok pertahanan terakhir yang susah payah dia pertahankan pun, akhirnya runtuh. “Natalia, kamu jangan menyesal! Karena kamu sendiri yang memula