"Ya Allah ...." Al memeluk bahu putrinya. Shana menangis dalam pelukan Abba nya. Tak ada yang bicara. Semua sibuk berdoa. Mereka menunggu dokter yang sedang menangani Zia. Pintu ruang perawatan Zia terbuka. Dokter muncul di sana. "Bagaimana, Dokter?" El langsung mendekat. "Kejangnya sudah bisa diatasi. Silakan masuk. Biarkan dia istirahat." Dokter mempersilakan mereka masuk. "Terima kasih, Dokter." "Kami permisi." "Silakan." Dokter dan perawat melangkah pergi meninggalkan ruang perawatan Zia. El, Elia, Risman, Al, Shana, dan Alshad masuk ke dalam ruang perawatan. Zia berbaring dengan mata terpejam. Shana menyentuh jemari Zia yang mungil dengan satu tangannya. Sementara tangan yang lain mengusap air mata. "Zia harus sembuh. Kak Sha dan Om Duda sudah menepati janji pada Zi