Zia dan Wira salat Maghrib berdua. Setelah salat mereka berdoa untuk kedua orang tua mereka, untuk Nini dan Kai juga semua keluarga. Tidak lupa berdoa untuk kesembuhan Zia dan kelancaran sekolah Wira. Setelah salat mereka ke luar kamar untuk makan malam. Acil memasak ayam goreng dan capcay seafood. Mereka makan duduk di sofa ruang tengah. Dengan sabar Wira menyuapi Zia makan. "Zia paling sasuh makan serindi, Bang." Zia mengeluh karena belum bisa terbiasa makan sendiri harus disuapi. "Tidak apa-apa. Ada Abang yang menyuapi." "Kalau Abang mondok bagainama?" Tanya Zia. "Saat Abang pergi mondok, Zia pasti sudah sembuh." Wira menghibur adiknya. "Aamiin." "Abang senang, Zia tidak sedih terus walau tidak bisa melihat." "Abang jangan bilang siapa-siapa ya. Ini harasia kita berdua." "R