Alshad ikut tertawa. Baru sebentar bertemu Zia, ia merasa sudah seperti lama sekali mengenal Zia. Gadis kecil itu baginya sangat menarik. Zia begitu santai, begitu riang, seakan apa yang terjadi pada dirinya tidak berpengaruh apa-apa pada kehidupannya. Alshad berpikir, andai anak kecil lain seperti Zia, mungkin akan rewel karena keterbatasan yang tiba-tiba harus dirasakan. Tapi Zia terlihat santai saja. Itu menghadirkan kekaguman dalam diri Alshad pada Zia. Meski tetap saja masih ada jiwa kekanak-kanakan nya. "Ingat ya, Om Duda, sudah Zia keep untuk, Kak Sha." "Kalau Om maunya keep Zia saja bagaimana?" "Ih jangan dong, nanti kapur haspen Zia cemburu. Zia dengan Paman Risman itu until Jannah. Kami akan bersama sampai ke surga, aamiin." "Aamiin." "Om Alshad ingin juga punya yang bisa