Tes ... tes ... tes ... Cairan infus masih menetes dengan teratur setiap detiknya melewati selang kecil dan mengalir ke tubuh Anne. Selang juga terpasang melalui hidungnya untuk bernafas menggunakan tabung oksigen. Hingga waktu menjadi larut namun Anne belum juga siuman dan Sean masih tetap terjaga. Ia sudah mengganti pakaiannya dan tangannya sudah dibalut perban. "Kumohon Ann ... sadarlah," gumam Sean tiada henti. Hingga perlahan mata yang sebelumnya tertutup itu kini perlahan mulai terbuka. "Sean," ucap Anne dengan lirih, suaranya terdengar sangat serak hingga nyaris tak terdengar. "Kau sudah bangun?" Raut wajah Sean tak terbaca ketika melihat Anne telah membuka mata. Anne hanya meliriknya tanpa bisa melakukan apapun. Tubuhnya benar-benar lemas dan tenggorokannya amat sakit saat