Dave memperhatikan Austin sedari tadi yang sepertinya berbeda dari biasanya.
"Kau tidak apa, Justin? Kau seperti tidak senang?" Tanya Dave yang membuat semuanya akhirnya menoleh ke arah Austin.
"Aku? Tidak Pam— maksutku, Pa. Aku tidak apa. Tentu saja aku sangat senang." Ucap Austin tersenyum tipis,
"Terima kasih, hadiah ini sangat istimewa." Sambungnya yang membuat semuanya akhirnya tersenyum termasuk Grace, dia sendiri tadinya kesal dengan Austin namun mendadak luluh karena dia tersenyum dan mengatakan jika jadiah yang di berikan kedua orang tuanya sangat istimewa.
Setelah sarapan, para keluarga pulang ke mansion masing-masing. Termasuk Austin dan Grace yang sudah dia giring ke mansion keluarganya.
"Aku ingin bicara dengan Daddy dulu, kau istirahat dulu saja di kamar." Ucap Austin kepada Grace.
"Apa aku boleh berenang?" Tanya Grace karena cuaca saat ini sepertinya sangat cocok untuk dibuat berendam dan berenang.
"Hm, lakukan apapun yang membuatmu nyaman." Ucap Austin yang membuat Grace tersenyum lebar lalu memeluk suaminya, dia juga mencium binir Austin dan bahkan melumatnya yang membuat Austin terkejut, jantungnya bahkan berdetak dengan cepat karena meraskan bibir wanita yang tidak dia cintai, lebih parahnya lagi wanita itu seharusnya menjadi adik iparnya.
Grace melepaskan ciumannya karena Austin hanya diam saja.
Grace memandang Austin dengan tatapan kecewa.
"Entah kenapa aku merasa jika kau bukan Justin" ucap Grace
Deg
Austin tentu saja terkejut namun berusaha untuk tenang.
"Kau bukan Justin yang dulu—
Perkataan Grace terhenti karena Austin mencium bibirnya, Grace tersenyum tipis dan akhirnya membalasnya,
Cukup lama Austin bahkan terbuai dengan bibir Grace namun lalu melepaskannya.
Dia memandang Grace dan mengumpati dirinya karena malah terbuai dengan bibir Grace.
"Ciumanmu terasa berbeda dari biasanya," ucap Grace namun Austin hanya terdiam dan tidak menjawab.
"Tapi entah kenapa aku sangat menyukainya." Ucap Grace tersenyum lalu mengecup pelan bibir suaminya dan akhirnya pergi dari sana.
"Sial." Umpat Austin, dia rasanya sudah kehilangan kewarasannya karena dia benar-benar melakukannya dengan Grace meskipun itu hanya sebuah ciuman. Entah kenapa dia menjadi merasa berbeda apalagi Grace yang mengatakan jika menyukai ciumannya.
Tentu saja dia dia merasakan ciuman itu berbeda dari biasanya karena dia bukan Justin yang biasa menciumnya namun dia adalah saudara kembarnya, dan ini pertama Kalinya mereka akhirnya berciuman.
Asutin menghela nafas panjangnya lalu mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Justin lagi namun dia masih tidak mengangkatnya, dia menghubungi asistennya dan bertanya tentang perkembangan pencarian Justin, tapi belum juga membuahkan hasil.
Austin memutuskan untuk menemui ayahnya yang ada di kamarnya. Bahkan Austin langsung masuk tanpa mengetuk pintu yang membuat James sempat terkejut.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu." Omel James.
"Aku tidak bisa meneruskan semua ini, Dad! Aku tidak bisa menghianati Ara, dan aku juga tidak bisa terus membohongi Grace, aku merasa seperti menjadi lelaki br*ngsek karena sandiwara ini." Ucap Austin.
James sendiri terdiak sebentar lalu terduduk.
"Apa kau tidak bisa mencoba hubungan yang sebenarnya dengan Grace? Kau bisa memutuskan Ara." Ucap James yang membuat Austin terkejut.
"Apa yang Daddy katakan? Aku bahkan mencintai Ara, aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun kepada Grace, dan kau pasti tau itu." Ucap Austin.
"Dad, ini bukan hanya akan melukai semua orang, tapi ini akan melukaiku, Grace akan semakin curiga karena aku sama sekali tidak mau menyentuhnya." Sambungnya.
James memegang da danya, jujur ini sangat berat baginya, namun jika diminta untuk memilih dijadikan menantu, sbenarnya James lebih menyukai Grace dibandingkan dengan Ara.
"Baiklah." Ucap James pada akhirnya.
Austin sendiri merasa lega lalu duduk di bawah ayahnya.
"Semua akan baik-baik saja. Memang ini akan melukai Grace, tapi dia perlu tau." Ucap Austin.
Sedangkan di kolam, Grace kini sedang menyegarkan dirinya, dia berenang kesana kemari dan itu benar-benar sangat menyegarkan.
Dia kembali berenang dan menyelam, namun sialnya kakinya terasa kram, dia kesulitan bernafas karena tubuhnya yang tenggelam.
"Tuan— Nona Grace, Nona Grace tenggelam." Teriak salah satu pelayan karena mendengar suara air sedikit berisik dan ternyata Grace yang sepertinya tenggelam.
Austin sedikit terkejut dan berlari, bwgitupun dengan James,
"Grace, jangan bercanda." Ucap Austin karena dia mengira jika Grace tadinya bercanda. Dia sangat tau jika Grace bisa berenang.
"Austin, masuklah. Aku takut mungkin saja tubuhnya kram." Ucap James yang akhirnya tersadar dan masuk kedalam kolam. Dia semakin panik ketika Grace sudah menutup matanya.
"Grace.. Grace!" Panggil Austin ketika sudah sampai di atas, dia membangunkan Grace dan bahkan sedikit menampar pipinya namun dia tidak bangun, wajahnya bahkan sudah memucat.
"Siapkan mobil." Teriak James yang khawatir,
Austin mencoba memberikan nafas buatan dan menekan da danya.
"Grace.. bangun!" Teriak Austin yang menjadi panik sendiri.
Uhuk... uhuk
Grace terbatuk dan mengeluarkan air dari hidung dan mulutnya yang membuat Austin dan James sedikit lega.
"Kenapa kau bisa tenggelam, jika kau tidak bisa berenang, seharusnya kau tidak berenang." Austin bahkan mengomeli Grace dengan nada tinggi yang membuat Grace baru terbangun dan masih lemas terkejut.
"Kakiku kram." Lirih Grace bahkan menangis, selama menjadi kekasih Juatin dulunya, Justin tidak pernah membentaknya dan memarahinya, tapi kini, untuk pertama kalinya dia dibentak oleh pria yang dia cintai, dan itu cukup sakit.
"Justin, apa yang kau katakan." James tentu saja mengomeli Austin namun masih memanggil Justin karena sepertinya sangat tidak tepat untuk mengatakan yang sebenarnya untuk sekarang ini.
"Bawa dia ke kamar, Daddy akan meminta dokter keluarga ke sini." Ucap James.
Austin sendiri menghela nafas panjangnya, dia meminta pelayan mengambilkan handuk untuk Grace agar dia tidak terlalu melihat tubuhnya yang menurutnya sedikit terbuka.
Grace hanya diam saja, sejujurnya dia masih cukup kesal dan sakit hati ketika Austin tadi membentaknya padahal dia tenggelam bukan kemauannya.
Dia membawa Grace ke kamar Justin, karena dia masih belum tau jika dirinya adalah Austin, dan sepertinya dia harus menunda lagi mengingat keadaan Grace.
Tepat saat dia sudah meletakkan Grace di atas ranjang, ponselnya berbunyi, dia melihatnya dan sedikit terkejut karena yang menghubunginya adalah Ara, kekasihnya.
"Aku angkat telefon dulu." Ucap Austin kepada Grace dan langaung pergi dari sana sebelum Grace menjawabnya.