Setelah pernikahan, Austin mengantarkan Grace ke dalam kamarnya terlebih dahulu atas perintah ayahnya, James. Dan Austin tidak bisa menolaknya.
"Aku akan kembali ke pesta, masih banyak tamu dan rekan bisnisku, kau istirahatlah dulu." Kata Austin, dia tidak mungkin menemani Grace di akamrnya yang membuat dirinya akhirnya hanya berduaan dengannya,
Meskipun Grace sedikit kecewa karena dia pikir Austin tidak akan kembali ke pesta namun dia mencoba memahaminya, dia tau kalau memang masih banyak tamu dipesta pernikahannya dan dia tidak ingin egois dan akhirnya membiarkannya.
"Aku menunggumu." Ucap Grace namun tidak ditanggapi oleh Austin, bahkan Austin langsung pergi dari sana yang membuat Grace semakin aneh dengannya.
"Aku merasa Justin benar-benar aneh semenjak pagi saat setelah pernikahan," gumamnya.
"Apa aku melakukan kesalhan? justin seperti marah dan cuek denganku."
Banyak sekali pertanyaan di benak Grace karena Justin yang biasanya ceria dan bahkan selalu menggodanya dan menciumnya kini malah hanya diam saja.
Jangankan menggodanya, bahkan dia tidak menciumnya pasca pernikahan, dia hanya mencium keningnya dan menurut Grace itu sangat aneh.
Grace memilih untuk tidak terlalu memikirkannya, dia akan memberikan yang terbaik kepada pria yang sudah menjadi suaminya ini malam yang spesial, dia sangat tau kalau Justin tidak akan bisa menolaknya karena Justin selalu menginginkannya.
Grace tersenyum dan memandangi tubuhnya, namun dia terkekeh sendiri ketika melihat dirinya seperti tidak memakai apapun, bagaimana tidak! Grace memakai baju tidur transparan, tubuhnya terlihat menonjol dan dia yakin jika suaminya nantinya akan menyukainya.
****
"Bagaimana bisa kau menikah dengan Grace?" Ucap Kevin yang sangat terkejut karena ternyata tebakannya benar, jika pria yang ada didepannya adalah Austin, bukan Justin.
"Justin kabur dengan wanita lain, tapi saat aku bertemu dengannya, aku merasa ingin membunuhnya." Ucap Austin kesal.
"Tapi kenapa kau? Apa Grace tau jika yang menikah denganmu adalah kau, bukan Justin?" Tanya Kevin.
"Dia tidak tau, Daddy mengalami serangan jantung ringan dan memintaku untuk menggantikan Justin agar tidak membuat kedau keluarga malu, terlebih kau sangat tau bagaimana cintanya Grace kepada Justin, dia bukan hanya terluka, sepertinya dia akan hancur jika tau ternyata Justin kabur dengan wanita lain, dan Daddy tidak mau Grace mengalami seperti itu karena ulah anaknya." Ucap Austin yang benar-benar membuat Kevin tidak percaya.
"Aku juga mengenal Justin, bukannya dia juga sangat mencintai Grace? Kenapa tiba-tiba saja dia kabur dengan wanita lain?" Tanyanya.
"Dari pesannya dia menghamilinya, jika dia tidak bertanggung jawab, maka wanita itu akan bunuh diri beserta janin yang di kandungnya. Dia mengatakan untuk aku menghandle dan menenangkan Grace, dia memang tidak waras."
"Ini bukan hal sepele, Austin. Lalu bagaimana dengan Ara?" Tanya Kevin yang membuat Austin akhirnya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Dia sedang ada pekerjaan di negara lain, dan aku beruntung atas itu," ucap Austin.
"Aku tidak mempertanyakan dimana dia sekarang, tapi bagaimana kau menjelaskan dengannya? Lalu Grace? Astaga—
Kevin menjadi bingung dan frustasi sendiri dengan masalah sahabatnya.
"Grace sekarang istrimu, tidak mungkin jika kau tidak menyentuhnya."
"Tentu saja aku tidak akan menyentuhmya, aku tidak mencintainya." Kata Austin.
"Dan itu akan membuat Grace merasa curiga karena kau tau sendiri bagaimana Justin jika bersama Grace, dia selalu menyosornya." Kata Kevin namun membuat Austin terdiam.
Sebenarnya itu yang sedari tadi dia pikirkan, lama kelamaan pasti Grace akan tau jika dia bukan Justin karena perilakunya apalagi dia sama sekali tidak menyentuhnya.
Bukan hanya tidak menyentuhnya, Austin bahkan tidak menciumnya sama sekali, dia hanya mencium kening Grace saat setelah janji pernikahan mereka.
Obrolan mereka berhenti karena Dave menghampiri Austin dan Kevin.
"Kenapa kau kembali ke pesta lagi, Austin?" Tanya Dave, ayah dari Grace.
"Masih banyak teman-temanku di sini pam— maksutku, Pa. Aku tidak enak jika harus meninggalkan mereka. Lagi pula mungkin Grace sudah tertidur," kata Austin yang tadinya hampir keceplosan memanggil Dave dengan sebutan Paman,
"Sayang sekali saudara kembarmu tidak datang," kata Dave.
"Aku minta maaf untuk Austin." Ucap Austin yang mengumpati dirinya karena sudah banyak berbohong hari ini.
"Tidak masalah, jangan kembali ke kamar lama-lama, Grace pasti menunggumu. Masalah tamu-tamu, mereka pasti mengerti." Ucap Dave yang ditanggapi Austin dengan senyuman tipis dan anggukan.
"Ini benar-benar rumit, Austin." Ucap Kevin. Austin tidak menjawab, dia sendiri juga pusing dengan keadaannya saat ini.
Sedangkan dikamar, Grace masih menunggu Justin yang tidak kunjung kembali, bahkan ini sudah jam satu dini hari namun tidak ada tanda-tanda suaminya kembali ke kamarnya.
Grace bahkan sampai mengantuk dan akhirnya tertidur karena kelelahan menunggu.
Sedangkan Austin tadinya tidak
Kembali ke kamar Grace, dia ingin pergi ke kamarnya yang ada di hotel itu, namun dia ketahuan oleh ayah Grace yaitu Dave saat ingin masuk ke kamarnya sendiri,
Jadi mau tidak mau dia harus kembali ke kamar Grace. Austin masuk ke dalam kamar sangat pelan, dia menghela nafas panjangnya ketika melihat Grace tertidur karena memang malam ini sudah menunjukkan pukul dua dini hari.
Dia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum dia juga ikut tertidur.
"Sial." Umpat Austin pelan ketika keluar dari kamar mandi melihat Grace yang ternyta memakai baju dinasnya, Austin bahkan bisa melihat tubuh Grace yang transparan yang membuat dia langaung memalingkan wajahnya meskipun sempat melihatnya.
Dia memilih untuk langsung ke sofa untuk tidur bahkan memunggungi Grace agar dia tidak bisa melihatnya.
"Dia bukan istrimu sesungguhnya, Austin. Ingat jika kau mencintai Ara." Gumam Austin yang mengingat akan kekasihnya.
Dia menghela nafas panjangnya lalu memilih untuk memejamkan matanya,