"Astaga, mengapa mereka begitu cantik dan tampan?" tanya Madam saat melihat Kayean dan Seyla. Aku tersenyum. "Kayean, Seyla, kemari," pintaku pada si kembar. Mereka menurut dan berjalan mendekat pada kami. Kayean langsung saja memeluk kakiku sedangkan Seyla tampak menatap madam penasaran. "Capa?" tanya Seyla sembari menunjuk Madam. "Itu... ." Perkataanku menggantung, aku sendiri tidak tahu harus mengatakan apa pada mereka tentang madam, aku takut madam tidak setuju akan hal itu dan marah. "Nenek, aku nenek kalian. Kemari, namamu Seyla, 'kan?" tanya Madam pada Seyla dan membawa putriku mendekat padanya. Seyla mengangguk polos terlihat lugu sekali karena baru pertama kali bertemu dengan madam. Sedangkan Kayean terlihat tidak mau mendekat pada madam dan takut saat melihat tuan Stefan.