"Apa yang tadi aku dengar … Itu tidak salah? Mas Erick takut aku marah padanya?" Gumam Syifa yang masih tidak percaya, kalau orang sedingin dan setegas Erick ternyata memperdulikan perasaannya. Sejenak, Syifa terdiam dan masih belum percaya kalau yang dia dengar itu seperti dia sedang bermimpi. Sedangkan Erick, dia semakin tidak nyaman di dalam hatinya, karena Syifa tidak mau menjawab ucapannya, karena dia pikir kalau Syifa benar-benar marah kepadanya Sehingga, Erick pun kembali menatap wajah Syifa yang terlihat sedang diam dan dia seperti orang sedang mengabaikan dirinya. "Syifa sayang! Kamu … Kamu benar-benar marah sama aku? Kamu … Kamu tidak berpikir kalau aku benar-benar mau menikah wanita gila itu kan?" Tanya Erick yang langsung memegang kedua pipinya Syifa dan memaksanya