55. Hampir Terlambat

1403 Kata

Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang jelas saat ini sebelah badanku terasa kram. Perutku terus saja berbunyi, minta segera tunaikan haknya. Ini jam berapa? Ngomong-ngomong, saat ini aku berada di sebuah kamar kecil. Tidak bagus, tetapi bersih. Aku masih diikat—ralat, kali ini aku diborgol hanya di kaki. Tanganku bebas. Di depanku ada satu mangkuk yang ditutup. Terlihat mengepul, entah apa isinya. Jujur, perutku terus saja meronta-ronta minta diisi, tetapi aku tidak berani makan. Aku takut kalau makanan itu beracun. Aku hanya waspada, tidak lebih. Krek! Aku reflek beringsut mundur ketika melihat ada yang masuk kamar. Keningku berkerut samar begitu melihat ada Ibu-ibu paruh baya datang membawa satu gelas s**u putih. “Mbak, kok enggak dimakan?” “Ibu siapa?” Aku semakin be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN