Kakek Sulaiman keluar dari ruangan Sasya untuk menemui Dokter yang menangani Sasya. “Maafin sikap kakek Mas ya, tolong jangan benci sama kakek,” pinta Sasya pada Haikal. “Iya Sayang, Mas tidak benci kok sama Kakek, kakek begitu juga karna dia sangat sayang sama istri Mas yang cantik ini,” jawab Haikal melengkungkan bibirnya tersenyum hangat untuk istrinya, sambil mencolek hidung Sasya dengan gemes. Dokter kembali masuk ke ruangan Sasya bersama Kakek untuk memastikan Sasya bisa pulang hari itu juga atau tidak. “Bagaimana cucuku Dokter? Apa dia sudah boleh pulang?” tanya Kakek sangat antusias. “Tentu boleh Pak, nanti saya kasih vitamin untuk ibu hamil saja ya, dan pastikan dia tidak boleh banyak pikiran, jangan stres, karna itu bisa berpengaruh pada janinnya, juga kesehatan ibunya.” “B