“Ya biar teman aku itu nyaman tinggal di sini, lagian kamu sendiri juga belum menyapa dia dengan ramah, dia saja sudah merasa sedih karna melihat kamu seperti keberatan dengan keberadaan dia di sini,” jawab Sasya memberikan alasan dengan entengnya. Mendengar jawaban Sasya, Haikal seperti kalah berdebat dengannya kali ini. “Oke, jadi apa saja yang kamu berikan untuk dia? Baju, apa mukena juga?” tanya Haikal untuk memastikan. “Iya semua dong, masak ngasih untuk orang pilih-pilih, kan kita kalau mau ngasih sesuatu untuk orang lain harus barang yang terbaik yang kita punya,” jawab Sasya dengan nada ngeyelnya. Haikal menatap Sasya dalam-dalam, dia bisa menangkap isi pikiran Sasya, semua yang diomongin oleh Sasya hanya untuk mengibuli Haikal saja, aslinya Sasya tidak mau menerima pemberian H