Tengah malam ia terbangun, beranjak dari ranjangnya dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan sang Bunda. Ia mengambil air wudhu dan mulai menggelar sajadahnya. Mita merasa sangat jauh pada Gusti Allah karena sudah tidak lagi berkeluh kesah karena lebih memilih berkeluh kesah pada manusia. Dan ternyata manusia tersebut justru mengambil kesempatan dan dengan berjalannya waktu ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatinya. Mita menerima kebaikan lelaki itu tetapi lelaki itu justru salah paham dengan sikap Mita yang selalu menerima bantuannya.
Memang pada dasarnya kita sebagai manusia tidak boleh terlalu baik pada orang. Tidak ada yang salah dengan kebaikan sebenarnya, hanya saja terkadang kebaikan itu sering kali membuat orang lain salah paham. Mita menganggap ucapan Mas Is tempo hari h
