Hany masih berusaha membuka matanya dan tetap memonton TV, walaupun sesekali ia mulai memejamkan kedua matanya sekilas karena rasa kantuk yang tak bisa di kendalikan. Sesekali kedua mata Hany tertuju ke arah Hanafi yang sepertinya sudah pulas tertidur dengan selimut tebal menggulung tubuh polosnya. Hany pun mulai berani selonjoran di sofa dan menghadap ke arah samping sambil menonton TV. Hingga pagi pun menjelang, suara adzan shubuh menggema di seluruh ruangan kamar hotel itu dari ponsel milik Hanafi. Hanafi pun membuka matanya lalu bergegas bangun untuk berwudhu. Ia melihat sang istri yang sepertinya baru saja tertidur. Tadi Hanafi sempat melihat jam, tepat pukul dua pagi Hany masih terjaga. "Na ... Sayang ... Bangun, sayang ..." panggil Hanafi sambil menepuk pipi Hany dengan sangat l