15

1032 Kata

Hany melirik ke arah samping saung yang ditempatinya. Suara itu seolah tidak asing lagi ditelinganya. "Arghhhhhh ..." teriak Hany dengan suara yang sangat keras hingga pengunjung rumah makan itu menatap sinis ke arah Hany termasuk pengunjung yang baru saja datang dan menempati saung di sebelah Hany. Hany menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan berusaha menutupi wajahnya dengan buku menu besar yang sengaja ditinggalkan oleh pelayan bila ingin menambah pesanan makanan kembali. Hany hanya mengerjapkan kedua matanya pelan, seolah berharap ini semua hanyalah mimpi dan bukan kenyataan. Kenapa hampir setiap hari dan setiap waktu bertemu dua lelaki yang mengaku Ustad itu. Memang baik, memang keren, memang ganteng, tapi kadang kelewat percaya diri tinggi. 'Tapi, lumayan juga buat dijadikan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN