BAB 7 SPECIAL

1332 Kata
Audrey membuka kotak hitam yang di beri oleh pelayan Leonard. "Untuk apa gaun ini?" Audrey menatap dress maroon lengan panjang dengan potongan V di bagian dadanya. Dress yang cukup menawan dan masih terbilang sangat sopan tetapi, Audrey tak menyukai segala hal yang di perintah oleh Leonard. "Apa dia menyuruhku mengunakan ini?" Audrey kembali menatap pelayan, yang masih setia menunduk menunggu Audrey. "Iya nona Tuan Leonard memerintahkan saya membawa dress ini untuk anda kenakan malam ini Nona." Pelayan itu meletakan high heels hitam dan beberapa perhiasan mewah lainnya. "Baiklah kau boleh pergi sekarang..Aku bisa bersiap sendiri." "Katakan padanya untuk menunggu saja!" Pelayan mengangguk dan menundukkan kepala mereka, sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Audrey tersenyum penuh arti, dia punya rencana untuk membuat Leonard marah. Audrey masuk kedalam walk in close yang menyimpan berbagai macam dress. Ia memilih dress hitam tali spaghetti, dengan polesan make up bold lipstick berwarna coklat Audrey juga menata rambut coklat yang ia biarkan terurai saja. Audrey memilih satu pasang perhiasan anting berbentuk piramid, tanpa perhiasan lainya sudah cukup bagi Audrey. high heels hitam yang Leonard perintahkan untuk ia kenakan malam ini, Audrey memilih menurutinya. "Nona tuan Leonard sudah menunggu." Pelayan mengetuk pintunya. Audrey berjalan menuju pintu dan membukanya. para Pelayan berdecak kagum melihat kecantikan wanita yang di sukai Tuan mereka, sangatlah cantik seperti dewi yunani. Leonard berdiri dibawa tangga dengan handphone yang ada di telinganya membelakan mata melihat penampilan Audrey. "Ayo pergi." Dengan malas Audrey melewati Leonard, tanpa peduli mata pria itu yang hampir keluar. "Kenapa kau mengunakan dress ini?" Leonard menahan tangan Audrey. "Aku tak menyukai selera yang kau pilihkan untukku sangat jelek!" Audrey menatap mata Leonard menantang tatapan tajam lawan bicaranya saat ini. Leonard sangat tampan hari ini dengan balutan jas hitam. Meskipun setiap hari, Audrey melihatnya tetapi tak bisa ia bohong dirinya tak akan pernah merasa bosan. "Pergi ganti pakaianmu! Atau aku akan menerkam sekarang." Leonard menarik pinggang Audrey dan membisikkannya. "Aku terima kau menerkamku, jadi aku tak harus menemanimu ke pesta itu." Audrey membalas dengan berjinjit membisikan di telinga Leonard, tangannya mengusap tengkuk Leonard secara intens. Leonard mendorong tubuh Audrey menghimpit dinding dibelakangnya. Leonard tak peduli jika dia harus berhubungan intim di depan pelayannya, yang pasti Audrey sudah berani memancing gairahnya. Sayangnya Audrey sedang tak mood untuk melayani nafsu Leonard. Audrey hanya menarik dasi Leonard mencium pipi pria, sebelum mendorong tubuh dengan kencang menjauh darinya. "Ayolah semua make up ku akan sia-sia nantinya!" Audrey memalingkan matanya malas, dan tertawa didalam hati melihat Leonard yang masih berusaha meredakan gairahnya. Leonard dan Audrey masuk kedalam mobil mahal berwarna hitam. Audrey hanya merasa tak heran setiap hari dia melihat berbagai jenis mobil Leonard yang terus berganti-ganti sudah di pastikan harganya sangat fantastis. Tetapi akan terlihat biasa saja jika seorang Leonard mengendarainya. Audrey tak dapat melihat siapa yang menyetirkan mereka. Karena ada tirai yang menutup menjadi pembatas Audrey ingin melihat, Audrey duduk di samping Leonard. Kali ini pria itu tak mengendarai mobilnya sendiri, dan itu lebih leluasa bagi pria itu untuk menyentuhnya. Bukankah begitu? Yang di inginkan seorang Leonard Alvero bahkan, belum beberapa menit tangan Leonard sudah berada tepat di pahanya yang terbuka. Sialnya! Sekarang Audrey sedikit menyesal akan dress ketat dan pendek yang ia pakai. Audrey masih bersikap biasa saja, tetapi semakin dia mendiamkan pria itu semaki gencar menyentuh tubuhnya. "Apa maumu!" Audrey melihat wajah Leonard yang tersenyum smirk kepadanya, ingin sekali dia melempar pria itu keluar dari mobil. Audrey akhirnya menggeser dan berpindah posisi duduk di atas pangkuan Leonard. Saat ini wajahnya tepat berhadapan dengan Leonard. "Baiklah lakukan apa yang kau mau...ingat! Jangan meninggalkan bekas yang membuat orang melihatku seperti jalang." Audrey menyimpul rambut gelombangnya secara asal. memberikan akses Leonard mencium leher putih miliknya. Audrey mengigit bibirnya menahan gejolak yang Leonard timbulkan pada dirinya, pria itu sedang sibuk menghisap gundukan kenyal miliknya Audrey merasakan sedikit ngilu saat Leonard menghisap kuat areola miliknya. Audrey sedari tadi merasakan milik Leonard yang sudah sangat mengeras menekan miliknya. meskipun, saat ini masih berpakaian lengkap. Leonard menarik sedikit celana dalam Audrey memainkan jarinya pada puncak kenikmatan yang sudah basah dari tadi. Saat itulah Audrey pusing dengan apa yang Leonard lakukan pada tubuhnya. "Leonard..." Audrey mengigit bibirnya dan memeluk leher Leonard dengan erat. Audrey turun dari pangkuan Leonard dan kini dia menunduk tepat di bawah Leonard, tangan Audrey melepaskan gesper Leonard dan menurunkan sedikit celana kain berserta celana dalaman milik Leonard. Audrey tak ingin bercinta di mobil layaknya p*****r tetapi, Audrey tetap akan memuaskan Leonard karena dia telah melakukan hal yang sama kepadanya. Audrey memegang area berbahaya Leonard yang kini menegang. Jujur saja ini pertama kalinya Audrey akan melakukan blow job! Dirinya tak memiliki pengalaman tapi Audrey pernah melihat di salah satu video porno milik sahabatnya. Audrey memutar perlahan dan memijitnya sebelum meletakkannya di dalam mulutnya, Audrey berusaha tak mendorong semakin dalam ia takut hal ini akan membuat ia muntah. Audrey melihat Leonard memejamkan matanya sambil mencekam erat kursi di sampingnya, Audrey tersenyum menatap Leonard. "Audrey ahh." Leonard semakin menggila saat Audrey mempercepat hisapannya. Bahkan, tangan Leonard kini telah menghandle rambut Audrey menatap wanita yang terlihat cantik sibuk memuaskan Dirinya. Leonard tak pernah menyangka Audrey banyak berubah dari Audrey yang dulu. Ia menyukai Audrey yang sekarang sangatlah nakal dan liar. Sekarang Audrey lebih dewasa dan sangat menggairahkan Leonard benar-benar benci p*****r. Tetapi Audrey adalah wanita yang pernah melakukan pekerjaan itu, dan hal itu seakan- akan membuat Leonard melanggar ucapannya untuk pertama kalinya. Setelah mendapat pelepasannya, Audrey kembali duduk di tempat semula memperbaiki dressnya yang berantakan. Bahkan dadanya, menggantung keluar dari dress hitam miliknya. Audrey menerima tisu yang Leonard berikan. Ia mengambil tas miliknya, dan memperbaiki make up dan lipstiknya yang sudah acak- acakan. Tangan Audrey menyemprotkan parfum untuk menghilangkan bau bekas percintaan mereka. Mereka telah sampai di hotel bintang lima Audrey melihat Leonard membantu pria itu memperbaiki dasinya, Leonard mengusap d**a leonard yang sedang sibuk menyelipkan anak rambut Audrey dibelakang telinga. Leonard membuka pintu terlebih dahulu dan menyambut tangan Audrey. Audrey yang mendapat perlakuan spesial seperti ini merasa aneh. Dirinya tak perduli akan perlakuan Leonard yang mungkin adalah ucapan terima kasih. Atas apa yang di lakukan beberapa menit yang lalu. "Are you ready baby?" Leonard meletakan tangan Audrey pada lengannya, dan menatap Audrey yang hanya menaikan alisnya tanda dia tak peduli. Audrey melihat banyak tamu penting yang datang pada acara pelelangan perhiasan. Audrey hanya duduk meja yang tertulis nama Leonard, kali ini dia hanya mengamati hal yang menurutnya membosankan. "Apa kau lapar?" Leonard membisikan di telinga Audrey. karena, tidak memungkinkan untuk mereka berbicara normal karena terlalu berisik. "Kali ini kita akan mengeluarkan kalung berwarna merah berbentuk hati.permata ini bernama Red Beryl merupakan mineral yang terdiri dari berilium, alumunium, dan silikat. Permata ini hanya ada 20 tahun sekali Kami membuka dengan harga 10.000 dollar AS.baiklah siapa yang akan beruntung " MC terus berbicara dan memperlihatkan benda yang akan di lelang. "13.000 dollar"seorang pria muda kaya raya mengangkat tangannya. Audrey sedari tadi menatap kalung di hadapannya dengan penuh minat. Audrey tak banyak berharap memiliki kalung mahal itu. "15.000 dollar." Leonard mengangkat tangannya, mengedipkan mata untuk Audrey dia tau wanita di sampingnya menginginkan kalung itu. "17.000 dollar." Pria itu kembali mengangkat tangan. "Yeah untuk sementara kalung berada di tangan tuan Mathew,apa ada yang berani menawar lebih tinggi." MC berbicara di microphone. "20.000 dollar." Leonard mengangkat tangannya membuat Audrey membelakan mata, hanya untuk kalung ini Leonard mengeluarkan uang sebanyak itu. "Leonard untuk apa kau menawar sebanyak itu!!" Audrey membisikan di telinga Leonard. "Baiklah apa tak ada lagi yang ingin menawar." MC memandang Mathew yang menggeleng tersenyum. "Baiklah kalung red love jatuh kepada Mr. Loenard dengan harga tertinggi 20.000 dollar selamat Tuan." MC mengetuk palu tanda peresmian pemilik baru. Pelayan datang mengantarkan kalung dan berserta sertifikat tanda kepemilikan kepada Leonard. Leonard menyerahkan kartu debit setelah pembayaran selesai, Leonard mengambil kalung itu dan memasangkannya kepada Audrey. Audrey tentu terkejut untuk kesekian kalinya atas perlakuan Leonard. "Kau terlihat cantik mengenakannya." Leonard mengecup sekilas bibir Audrey. Audrey hanya tersenyum kaku sambil mengusap kalung yang terpasang di lehernya dia merasa tak pantas sekarang. "Terima kasih." Hanya itu yang Audrey bisa ucapkan dari bibirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN