Audrey tidak tidur semalaman dia selalu memikirkan cara untuk keluar dari sini. tentu saja dia bisa lewat melalui jendela hanya saja Audrey tak ingin menyulitkan dirinya.pakainya sudah terihat rapi saat pelayan mengantar pakaian dan makanan yang tak dia sentuh sama sekali.
Tiba tiba kunci pintu diputar membuat Audrey pura pura membaringkan tubuhnya dan menghadap ke dinding dia berakting pura pura merasa kedinginan.
Leonard melihat Audrey yang tidur melengkung seperti janin ada rasa kasihan timbul pada dirinya tapi dia harus menjinakkan Audrey.
Yang semakin membuat Leonard mengeram saat para pelayan melaporkan bahwa Audrey menolak untuk makan dan minum apapun sejak semalam.membuat mau tak mau Leonard turun tangan menangani perempuan yang keras kepala.
Leonard mengambil gelas dan menyiramnya di tubuh Audrey membuat Audrey membangun dengan wajah yang lemas.
"Pagi tuan"Audrey tersenyum sambil mengusap air yang sedikit membasahi wajahnya.
"Kau akan mati sekarang?inikah orang yang akan mengantarku ke neraka"Leonard tertawa membuat Audrey ingin sekali merobek bibir Leonard.
"Aku hanya benci saja berada di ruangan yang terkunci dan tikus tikus disini ku rasa kurang ajar"yang Audrey maksud adalah para pelayan Leonard.
"Apa kau ingin pindah sekarang".Leonard mengangkat alisnya sebenarnya dia masih bingung dengan sikap Audrey.
"Kau masih ingin menawarkan aku sebagai pelacurmu? Berapa bayaran yang akan aku terima"Audrey berdiri dan menepuk pakainya yang terlihat sedikit berdebu.
"Kau harus mengubah kata katamu aku tak menyebutmu p*****r tapi melainkan penghangat ranjang"Leonard menarik tangan Audrey keluar dari gudang dan membawa wanita itu menuju kamar di yang tepat berada di depan kamar miliknya.
"Apa bedanya sama sama digunakan sebagai alat pemuas nafsumu?"Audrey membuka pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban Leonard pria itu hanya menggeleng melihat sikap Audrey sekarang.
"Kau tak hanya digunakan untuk itu tapi juga menjadi orang yang akan menemaniku ke acara penting" Leonard duduk di atas ranjang melihat Audrey membuka lemari pakaian.
Leonard sengaja memesan banyak pakaian dari semi formal sampai gaun sexi yang mungkin akan dia minta Audrey memakainya.
"Banyak sekali pakai bekas milik pelacur."Audrey menyentuh satu dress maroon sexi yang menarik perhatiannya dengan potongan d**a berbentuk v dengan banyak tali yang akan menutup dadanya .
"Kau ingin mencobanya"Leonard berdiri mendekati Audrey mengusap lengan Audrey.membuat bulu kuduk Audrey merasa remang.
"Baiklah aku akan menurutimu tapi biarkan aku mandi terlebih dahulu"Audrey membawa dress itu kedalam kamar mandi. Leonard hanya menutup mata menahan hasratnya sedari tadi
Di dalam kamar mandi Audrey hanya tersenyum penuh arti,apa menurut Leonard pikir Audrey dengan mudah melakukan hal itu untuk seorang Leonard b******n.
Audrey menyiram sabun cair ke dalam bathtub yang telah terisi air. sebelum memasuki seluruh tubuhnya kedalam air hangat Audrey melepaskan semua pakainya.
Audrey menyentuh bahunya yang terdapat luka yang masih mengeluarkan darah segar,untung saja Leonard tak menyadari karena dia selalu menutupi bahunya dengan rambutnya.
Audrey memejamkan matanya menikmati sedikit waktu untuk tidur hingga dia lupa waktu, dan sedari tadi Leonard menunggu Audrey dengan resah wanita belum keluar dari kamar mandi ini sudah hampir 1 jam lebih.dan sialnya pintu terkunci Leonard menyesal mempunyai kamar mandi kedap suara sehingga jika dia berteriak tidak akan kedengaran di dalam sana.
Leonard gelisah menuju kamarnya menarik laci nakas mencari kunci kamar mandi.setelah mendapatkannya Leonard langsung membuka pintu kamar mandi.
Nafas Leonard terasa memburu melihat Audrey memejamkan matanya di dalam badtup.air sabun berubah sedikit memerah membuat Leonard panik
"Audrey"Leonard memeriksa denyut nadi Audrey menepuk pipi Audrey dengan perlahan Audrey membuka matanya perlahan dan langsung saja Leonard memeluknya dengan erat.
"Ada apa?"Audrey melepaskan pelukan Leonard
"Kau mencoba bunuh diri kenapa!!"wajah Leonard memerah amarahnya tangan sampai memutih mencekam pinggiran bathtub.
"Siapa yang ingin mati"Audrey duduk tegap menatap Leonard di tak peduli tubuh telanjangnya di pandang langsung oleh Leonard.
"Kenapa banyak darah"Leonard melihat pergelangan Audrey apa ada yang terluka.
"Bahuku.aku mungkin menekannya saat tidur sehingga dia berdarah"Audrey mengusap bahunya melihat apakah benar sumber darah yang ada di bathtubnya.
Leonard terkejut saat melihat luka yang tak begitu besar ada di bahu Audrey.sejak kapan luka itu ada?.Leonard bertanya dalam hati
"Keluarlah aku baik baik saja"Audrey bangkit dan melewati Leonard yang masih menatapnya dengan santai Audrey menghidupkan shower membilas tubuhnya.
Leonard mengambil plester dan kembali menarik tangan Audrey yang masih sibuk di bawah derasnya air shower.
Leonard membawakan kimono handuk menutupi tubuh molek Audrey yang sedari tadi ditahannya agar tak menerkam prempuan di hadapannya.
"Aku akan mengobatinya"Leonard mengangkat tubuh Audrey dan mendudukkannya di atasi wastafel membuat wajah Audrey sejajar dengan wajah Leonard yang sangat dekat dengannya Audrey hanya diam mendapat perlakuan Leonard pria itu mengusapkan kapas yang diberi obat merah sebelum memplasternya.
Setelah melakukan itu Leonard menaikan lagi satu sisi kimono yang dia turunkan mata Leonard menatap wajah Audrey yang terlihat sangat sexi di depannya dengan rambut basah yang berantakan.
Leonard menekan kepala Audrey mencium bibir yang selalu menggodanya Audrey juga membalas ciuman Leonard tak kalah liar bahkan beberapa kali Audrey menghisap dan menggigit bibir bawah Leonard sebagai balasan atas bibirnya kemarin.
"Ahhh.."Audrey tak mampu menahan desahannya saat tangan Leonard masuk kedalam dan memainkan miliknya dengan kedua jarinya.
"Shit.."Audrey membuka kemeja Leonard kali ini dia tak mau Leonard menggunakannya layaknya p*****r.
"Kau menginginkannya lagi?"Audrey menarik tangan Leonard terlepas dari tubuhnya.Leonard menatap Audrey bingung saat tangan wanita itu mengusap pipinya dengan lembut membuat Leonard memejamkan matanya menikmati sentuhan halus.
"Yeah..aku menginginkanmu always"Leonard kembali ingin mencium bibir Audrey tapi dengan cepat Audrey memalingkan wajahnya sehingga Leonard hanya bisa mencium pipinya.
"Tapi aku sedang tak menginginkannya."Audrey turun dari wastafel meninggalkan Leonard yang mengeram atas penolakan yang wanita itu lakukan.
Audrey tersenyum ketika dia berhasil membuat Leonard kesal Audrey tak mau memakai pakaian yang menurutnya tak nyaman dia butuh pakaian santai seperti kaos atau kemeja.shitt tapi dia tak menemukan satupun pakaian yang dia maksud di dalam lemari.
Audrey memutar tubuhnya melihat Leonard juga memperhatikannya.
"Dimana kamarmu?"Audrey menaikan alisnya dia butuh pakaian milik Leonard
"Kenapa kau bertanya seperti itu apa kau ingin kita bermain di kamarku"Leonard tersenyum smirk.
"Yeah terserah apa yang kau pikirkan tapi aku butuh pakaianmu"Audrey memutar matanya Leonard berjalan semakin dekat dengan menghimpit tubuh Audrey hingga menabrak lemari di belakangnya.
"Baiklah aku akan mengantarmu ke sana,tapi satu ronde untuk sekarang"Leonard menghisap leher putih milik Audrey dan mendorong miliknya masuk kedalam l**************n.
"Akhhh.."Audrey terkejut saat dirinya belum siap menerima milik Leonard yang begitu sakit menusuk miliknya.
Tapi bukan Leonard kalau tidak bisa membuat Audrey merasakan nikmat bahkan Audrey kini memeluk tubuh Leonard dengan erat saat pria itu menggendong tubuhnya membuat miliknya masuk lebih dalam.sial Audrey rasa dia mulai kecanduan akan Leonard
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
yuhuuuu jangan lupa tap love dan koment yah thank you.