Tristan terlambat menyadari keadaan, Bela sudah berlari sambil memegangi gaunnya yang sobek dan nyaris mengekspos tubuhnya. “Bela, tunggu!” Tristan berlari menyusul Bela setelah berpamitan dengan cepat pada teman bicaranya. Bela menekan tombol lift dengan panik, menoleh ke kanan dan kiri, berharap tidak ada yang melihat dirinya sekarang. Memalukan. Begitulah kondisinya saat ini. Gaunnya robek tepat di jahitan punggungnya, memanjang hingga nyaris mengekspos kulitnya hingga ke pinggul. “Ayo, cepet, cepet,” gumamnya tak sabar karena pintu lift tidak juga terbuka. Dan begitu ada celah, ia langsung menyelipkan tubuhnya dan masuk ke dalam lift. Beruntung, Tristan bergerak lebih cepat saat Bela menekan tombol untuk menutup pintu dengan panik. Pria itu menyelipkan sepatunya di antara celah p