“Kapan kamu bakal cerai, Mas?” Suara centil seorang wanita membuat Davka tersenyum. Pria itu merangsek maju, melingkarkan lengannya di pinggang ramping sang wanita dan mulai mengejar bibirnya. Davka mencium wanita bersurai legam itu dengan rakus. “Secepatnya.” Ia berbisik di antara ciuman. Dan wanita itu tersenyum, melingkarkan lengannya di leher Davka, menerima ciuman sang pria. Davka mendorong tubuh mereka ke kasur, merebahkan sang wanita ke atas kasur, ciuman mereka tidak terlepas sama sekali. “Ah, Davka ….” Wanita itu mendesah lembut saat bibir Davka turun ke lehernya. Mendengar itu, Davka menyeringai senang. “Mira, kamu selalu suka kalau aku cium gini?” Wanita bernama Mira itu mengangguk sambil melengkungkan tubuhnya, menuntut sentuhan Davka lebih. Dan karena mereka sudah berhu