Bab 70. Epilog (1)

1177 Kata

Lima tahun kemudian. Bela baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat. Tristan gegas menghampirinya, menyodorkan segelas air hangat. “Masih mual?” tanya Tristan khawatir. Bela meneguk air hangat yang diberikan Tristan, perutnya langsung terasa lebih nyaman. “Masih.” Tristan menemani Bela duduk di tepi ranjang, memijit tengkuknya. “Coba aja bisa kayak dulu, mualnya aku aja yang ngerasain.” Mendengar itu, Bela tersenyum lemah. Ia ingin tertawa, tapi energinya terasa terkuras setelah memuntahkan seluruh isi perutnya tadi. “Nggak apa-apa, Tris. Sekarang gantian, aku yang ngerasain mual muntahnya. Lagipula kamu kan sekarang lebih sibuk daripada dulu, kalau kamu mual malah kamu sendiri yang repot.” Tristan menghela nafas, tak bisa mengelak bahwa apa yang dikatakan Bela benar. Set

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN