Namun, Bela tidak mau jatuh dalam permainan Tristan. Maka tanpa aba-aba, ia menerobos masuk ke kantor Tristan. “Mana selingkuhan kamu?” tuduhnya tajam. Tristan yang tadinya memasang tampang cemberut, kini melongo bingung. “Hah? Selingkuhan apa?” “Jangan pura-pura bodoh,” sergah Bela dingin. Ia sudah mulai menggeledah ruang kerja Tristan. Membuka paksa sebuah kamar pribadi yang memang tersedia di sana untuk Tristan beristirahat di sela pekerjaan. Brak! Pintu terbuka dengan kasar, Bela siap menumpahkan sumpah serapah pada wanita selingkuhan Tristan. Namun, seluruh kata-kata celaan itu tertelan begitu saja saat melihat di dalam kamar pribadi itu ternyata … kosong. Bela celingukan, membuka satu persatu pintu yang ada di sana. Pintu kamar mandi, pintu lemari, bahkan pintu kulkas kecil di