Florence melirik isi tas hitam milik pria itu dengan wajah penasaran. Beberapa pisau belati berwarna perak berhamburan ke atas ranjang bersamaan dengan sebuah gulungan tali berwarna coklat. Alexander meraih pisau-pisau yang keluar dan memasukkannya kembali ke dalam tas, menyisakan gulungan tali coklat. Alexander membuka mantel panjangnya dan meraih gulungan tali. “Apakah kau mempercayaiku?” tanyanya kearah Florence yang masih terlentang kebingungan. Wanita itu mengangguk. “Bagus. Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu, Nyonya Oberon. Aku perlu mengisi rahimmu dengan bayiku. Jadi aku tidak ingin kau banyak bergerak.” Dengan wajah masih penuh oleh senyuman, Alexander mulai mengikat kedua tangan Florence menjadi satu dan mengikatnya ke kepala ranjang, menahan tangan Florence a