Aku jadi gundah, tak tahu arah seperti ini. Pikiranku kacau dan bercabang memikirkan banyak hal. Di satu sisi, aku selalu berharap bahwa ini hanya salah paham. Namun di sisi lain, kenyataan sedikit demi sedikit mulai terbuka bahwa Panji masih memiliki hubungan dengan masa lalunya, entah itu urusan yang belum terselesaikan, entah apa pun itu aku tidak tahu. Yang jelas, aku ingin semua masalah ini cepat selesai. Akhirnya, daripada galau sendiri tidak karuan, lebih baik aku menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Ke mana pun tak peduli, asal sendiri yang terpenting. Karena dengan menyendiri, aku bisa mendapatkan ketenangan dan melupakan masalah yang masih setia bertengger di otakku. Saat menaiki bus, aku memilih duduk di dekat jendela. Keadaan ini mengingatkanku pada Gracia saat kali perta