Aku tidak tahu bagaimana caranya agar aku dapat melupakan ucapan Devan tadi. Aku terkejut, ini benar-benar sulit dipercaya. Gila! Haruskah aku percaya pada ucapan Devan? Namun, mengingat Devan sudah lama mengenal dan berada di lingkungan Panji, membuatku lebih condong untuk memercayainya. Lagi pula tidak ada untungnya jika Devan berbohong padaku. Aku masih dapat mengingat dengan jelas, cerita Devan yang terdengar gila, bahkan sangat gila, yang hingga kini masih terngiang di telingaku. Devan bercerita bahwa saat dia berpacaran dengan Gracia, pria itu cukup dekat dan mengenal Panji. Ya, meski bukan dekat dalam arti akrab. Sejak dulu, Panji sangat tidak menyukai hubungannya dengan Gracia. Mungkin wajar saja Panji bersikap seperti melarang, memang faktanya dulu Devan sangat jahat dan playboy.